Panglima TNI Kukuhkan Nama KRI I Gusti Ngurah Rai-332 di Pelabuhan Benoa Bali - Radar Militer

13 Januari 2018

Panglima TNI Kukuhkan Nama KRI I Gusti Ngurah Rai-332 di Pelabuhan Benoa Bali

Panglima TNI Kukuhkan Nama KRI I Gusti Ngurah Rai-332
Panglima TNI Kukuhkan Nama KRI I Gusti Ngurah Rai-332 

Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto pada Rabu mengukuhkan nama KRI I Gusti Ngurah Rai-332, kapal yang akan melengkapi armada kapal perang Negara Kesatuan Republik Indonesia.
"Kapal ini merupakan bagian integral untuk membangun ketahanan negara serta sebagai kebangkitan dan kejayaan TNI AL," kata Marsekal Hadi Tjahjanto dalam acara pengukuhan di Pelabuhan Benoa.
Pada acara yang juga dihadiri Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian, Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi, Menteri Luar Negeri Retno Marsudi, Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti, dan Gubernur Bali I Made Mangku Pastika itu, Panglima mengatakan bahwa Indonesia berada di silang dunia sehingga penjagaannya membutuhkan dukungan alat utama sistem senjata (alutsista) modern.
"Sekitar 70 wilayah Indonesia adalah perairan yang membutuhkan kekuatan angkatan laut untuk menjaga keutuhan bangsa dan negara," katanya.
Panglima juga mengatakan KRI I Gusti Ngurah Rai-332 akan memberikan warna baru dalam kekuatan TNI Angkatan Laut dan meminta TNI Angkatan Laut menjaga profesionalitas serta sistem persenjataannya.
PKR SIGMA 10514 KRI I Gusti Ngurah Rai-332 merupakan kapal kombatan jenis frigat generasi pertama yang dibuat di Indonesia bersama KRI Raden Eddy Martadinta-331. Kapal kedua dari proyek Sigma 10514 PKR ini memiliki teknologi perang laut paling modern dalam armada milik TNI Angkatan Laut.
Kapal kombatan itu dinamai seperti pahlawan I Gusti Ngurah Rai. Pada masa Orde Lama, nama I Gusti Ngurah Rai disematkan pada satu fregat TNI Angkatan Laut Kelas Riga buatan Uni Soviet dan pada era Orde Baru nama itu kembali digunakan untuk satu kapal perang jenis destroyer escort Kelas Claude Jones buatan Amerika Serikat. Dan pada era Reformasi saat ini, nama pejuang Margarana tersebut disematkan pada fregat kedua Kelas RE Martadinata buatan anak bangsa.
Belum Mempunyai Senjata Lengkap
Dari tampilan yang diperlihatkan, nampak kapal perang yang masuk golongan ‘frigat’ ini belum dipersenjatai secara penuh. Diantaranya slot untuk kanon CIWS (Close In Weapon System) di depan anjungan nampak masih kosong. Rencananya slot CIWS tersebut akan diisi oleh kanon reaksi cepat Oerlikon Millenium 35 mm buatan Rheinmetall Defence. Begitu pun untuk rudal anti kapal MM40 Block 3 Exocet dan rudal anti pesawat VLS Mica, juga belum terpasang.
Seperti diketahui, Damen Schelde Naval Shipbuilding (DSNS) diikutkan dalam proses negosiasi dengan beberapa pemasok untuk pengadaan paket senjata dan peralatan tempur pendukung, tidak hanya untuk KRI RE Martadinata 331, tapi juga untuk kapal kedua KRI I Gusti Ngurah Rai-332.
Sistem senjata yang saat itu dalam proses pembicaraan dengan beberapa manufaktur adalah rudal hanud (pertahanan udara) VLS Mica dan rudal anti kapal MM40 Block 3 Exocet, kedua senjata ini merupakan produksi MBDA, Perancis. Sementara untuk kanon reaksi cepat tengah dilakukan negosiasi dengan pihak Rheinmetall Defence yang nantinya akan memasang Oerlikon Millenium 35 mm. DSNS telah mendapatkan mandat dari Kemhan RI untuk membantu proses negosiasi pada dua frigat Martadinata Class.
Satu-satunya senjata utama yang sudah terpasang di KRI I Gusti Ngurah Rai-332 adalah kanon reaksi cepat OTO Melara 76/62 Super Rapin gun yang ada di bagian haluan. Lain dari itu, perangkat canggih yang nampak bisa dilihat langsung adalah radar intai udara permukaan jenis Thales Smart -S MK2.
Smart-S MK2 adalah radar dengan kemampuan 3D (tiga dimensi) yang beroperasi di frekuensi E/F band (S-band). Dengan konsep multi beam, radar dapat menghasilkan kinerja maksimal dalam operasi jarak jauh dengan perawatan minimal. Adopsi teknologi pulse Doppler memungkinkan radar untuk menangkap sasaran kecil yang bergerak dengan kecepatan tinggi, bahkan disebut-sebut mampu mengendus sasaran berupa pesawat dan kapal permukaan yang menggunakan teknologi stealth.
Untuk jangkauan sasaran udara deteksi radar mencapai 250 Km, khusus untuk memindai sasaran berupa rudal berkemampuan stealth, sistem radar bisa mendeteksi mulai jarak 50 Km. Sedangkan untuk deteksi sasaran di permukaan hingga jarak 80 Km. Batas minimal jangkauan radar adalah 150 meter. Secara keseluruhan, radar dapat melakukan tracking terhadap 750 sasaran sekaligus.
KRI I Gusti Ngurah Rai-332 juga telah dilengkapi dengan Pengecoh Rudal Terma SKWS DLT - 12T, merupakan perangkat yang memiliki kemampuan membelokkan arah rudal, mengacaukan sensor rudal, mengacaukan jammer hingga mengecoh sinar infra red dan frekuensi radio yang digunakan rudal udara ke permukaan.
Kapal ini memiliki spesifikasi panjang 105,01 meter, lebar 14,02 meter, draft termasuk sonar 4,23 meter, full load 5,72 meter, dengan bobot penuh 2.946 ton dan dapat melaju hingga kecepatan 28 knot. Nama I Gusti Ngurah Rai pertama kali digunakan TNI AL sebagai salah satu destroyer escort Claud Jones Class, yakni KRI I Gusti Ngurah Rai-344 (eks USS McMorris). (Haryo Adjie)

Bagikan artikel ini

1 komentar

  1. Kapan mau di install beberapa macam missile Dan torpedo nya ? Apa harus menunggu kapan ke 3 Dan 4 selesai ...
    Beli banyak....dapat discount harga...

    BalasHapus

- Berkomentarlah yang sopan dan bijak sesuai isi artikel/ berita;
- Dilarang berkomentar SPAM, SARA, Politik, Provokasi dsb