Serangan Drone |
Setelah beredar bocoran gambar-gambar Sukhoi Su-24 yang mengalami kerusakan pada sirip ekor horisontalnya, media Rusia RT (9/1) akhirnya merilis berita bahwa personil militer Rusia di Pangkalan Khmeimim berhasil menghalau serangan drone atas posisi pesawat tempur dan personil di pangkalan Rusia di Suriah tersebut.
Tak tanggung-tanggung, personil militer Rusia tercatat berhasil menghalau 13 serangan drone. Ancaman drone sebagai senjata memang mengemuka di wilayah seperti Irak dan Suriah, dimana kelompok ekstrimis seperti ISIS, Anshar al Sham dan Jabhat al Nusra memodifikasi drone sedang komersial untuk membawa bahan peledak plastik dan melancarkan serangan kamikaze.
Drone dengan ukurannya yang kecil dan lincah memang susah sekali dideteksi oleh radar, kecuali dengan mata yang awas, itupun sudah di saat-saat terakhir. Sistem senjata arhanud yang didesain menangkis rudal atau menjatuhkan pesawat tempur dan helikopter juga tak punya kemampuan mengunci sasaran sekecil drone.
Walaupun kerusakan yang ditimbulkan memang tidak besar, tetapi sudah cukup melumpuhkan sehingga pesawat yang diserang tidak bisa terbang. RT menyebutkan bahwa Pangkalan Khmeimim diserang 10 kali, sementara Pangkalan Tartus diserang tiga kali. Rusia menyatakan bahwa “Ekstrimis tersebut dibantu oleh Negara yang memiliki teknologi maju.”
Rusia menyatakan bahwa mereka mengerahkan teknologi pengacau gelombang radio yang berhasil merusak enam drone, dan berhasil mengambil alih kendalinya sehingga tiga berhasil dijatuhkan dan meledak, serta tiga lagi didaratkan di dalam pangkalan untuk kemudian diselidiki dan dipelajari mengenai asal muasal dan lokasi peluncurannya.
Ekstrimis kanan menggunakan modus serangan jarak jauh dimana drone diluncurkan dari jarak di luar 50 kilometer, diluar jangkauan perimeter pengamanan pangkalan, dan diterbangkan mengikuti koordinat GPS yang telah ditentukan. Rusia juga menyebutkan teknologi pemicu serangan di tahap terakhir dan material pembuat IEDnya berasal dari luar Suriah, yang menunjukkan adanya bantuan asing terhadap para militan. (Aryo Nugroho)
Sumber : https://c.uctalks.ucweb.com