Airbus A330 MRTT |
Salah satu fokus Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto dalam upaya modernisasi kekuatan TNI menyongsong pembangunan kekuatan esensial minimum TNI khususnya TNI Angkatan Udara adalah pengadaan pesawat tanker atau pesawat yang mampu menyediakan dan melakukan pengisian bahan bakar di udara bagi pesawat tempur yang hendak melaksanakan misi patroli atau tempur jarak jauh.
Dikutip dari Jane’s (19/1), TNI AU saat ini diketahui sedang menjajaki dua kandidat pesawat tanker terbaik di kelasnya yakni Airbus A330 MRTT (Multi Role Tanker Transport) dari konsorsium Airbus Eropa dan KC-46 Pegasus berbasis Boeing 767 dari Amerika Serikat.
Kedua pesawat adalah pilihan terbaik yang ada di pasaran saat ini dan digunakan oleh banyak angkatan bersenjata di dunia, serta dapat dikonfigurasikan ke dalam sejumlah fungsi seperti angkut penumpang dan kargo dalam waktu singkat sehingga meminimalkan biaya.
Tahapan studi telah dimulai TNI AU dengan target pengadaan dua pesawat pada tahun 2024. Panglima TNI sendiri mengatakan bahwa target TNI AU adalah tiga pesawat tanker yang dibagi untuk wilayah Barat, Tengah, dan Timur.
Beberapa hal yang perlu dipelajari adalah kecocokan dengan kebutuhan teknis operasional TNI AU, biaya pengoperasian, kesesuaian antara biaya pengadaan dengan metode pembayaran dan skema pembiayaan yang disanggupi pemerintah, transfer teknologi yang disepakati, dan tentunya kecocokan dengan metode pengisian bahan bakar dengan jet-jet tempur TNI AU.
Untuk yang terakhir ini, TNI AU mengoperasikan jet tempur dengan metode pengisian boom atau tiang pengisi seperti F-16 Fighting Falcon, serta metode drogue and probe seperti Sukhoi Su-27/30 dan Hawk 109/209 jadi pesawat tanker yang akan terpilih nanti harus bisa mengakomodasi kedua metode pengisian bahan bakar.
Jika seluruh studi telah selesai, TNI AU akan memasuki tahapan pengadaan yang akan diserahkan kepada Departemen Pertahanan sehingga pengadaan pesawat tanker dapat dilakukan pada 2020-2024. Sampai saat ini TNI AU tinggal memiliki satu unit pesawat tanker KC-130B yang datang semasa Orde Baru. Satu pesawat lainnya jatuh di Medan pada tahun 2015 dan menimpa rumah penduduk di jalan Jamin Ginting. (Aryo Nugroho)
Sumber : https://c.uctalks.ucweb.com