HK MP5K PDW |
Sebagai kesatuan yang memiliki kekhususan pada operasi anti teror aspek udara, Satuan Bravo 90 (dulunya Detasemen Bravo) Paskhas TNI AU membutuhkan senjata yang berukuran kompak. Hal ini menjadi sangat penting ketika personil Satuan Bravo 90 harus melaksanakan operasi Atbara (Anti teror bajak udara) apabila memang terjadi kasus pembajakan atas pesawat udara.
Pada era 1980an hingga 1990an, Paskhas TNI AU mengandalkan pistol mitraliur atau SMG (submachine gun) tipe Sa Vz.61 Skorpion kaliber 9mm. Kini, seiring modernisasi persenjataan Paskhas, SMG standar untuk Satuan Bravo adalah Heckler & Koch MP5 PDW (Personal Defence Weapon). Pabrikan HK mengembangkan MP5 PDW dari basis MP5K (Kurz) atau MP5 kate yang diperuntukkan bagi pengawalan VVIP.
Dengan bobot hanya 3 kilogram belum termasuk optik, MP5 PDW memang sangat nyaman, kompak, dan mudah dibidikkan ke sasaran, juga termasuk bermanuver di dalam ruang sempit seperti di dalam pesawat udara. Menembakkan MP5 PDW pun tidak perlu membidik penuh karena memang sangat akurat. Setingan penembakan pada MP5 PDW Bravo menggunakan setingan S-1-F dan bentuk receiver bawah klasik.
MP5 PDW sendiri memiliki perbedaan dengan MP5K melalui keberadaan peredam cahaya (muzzle brake) yang terpasang pada drat 140mm. Kalau dibutuhkan, peredam cahaya ini bisa dilepas dan digantikan dengan peredam suara model tiga lug. Selain itu, karena memang ditujukan untuk penggunaan pasukan khusus, maka MP5 PDW pun disiapkan dengan popor lipat, bukan popor tarik seperti lazimnya MP5 biasa.
Namun, ada perbedaan pada MP5 PDW yang digunakan oleh Satuan Bravo. Jika model standar MP5 PDW menggunakan popor lipat buatan Choate, maka untuk Satuan Bravo menggunakan MP5 PDW desain khusus dengan popor lipat buatan pabrikan Brugger & Thomet (B&T) dari Swiss.
Popor ini mengikuti desain SMG HK UMP, berukuran lebih besar, dan lebih nyaman dalam menyediakan sandaran saat menembak. Saat mau dilipat, tinggal tekan tombol di pangkal popornya saja. Harganya juga mahal. Kalau dibeli di pasar Amerika Serikat, harga popornya sendiri sudah mencapai US$ 280, atau sekira 4,5 juta Rupiah.
MP5 PDW milik Satuan Bravo dikawinkan dengan dudukan optik rendah, kemungkinan tipe MLI buatan Heckler & Koch. Sistem rel ini memeluk bagian atas dari MP5, dengan menyediakan coakan di sisi kanan agar tidak menutupi lubang tempat keluar kelongsong. Rel profil rendah ini menyediakan rel Picattinny tempat menempelkan optik, yang diisi oleh keluarga optik jarak dekat holografik EOTech 551 dan 552. (Aryo Nugroho)
Sumber : c.uctalks.ucweb.com/