Rumor yang menyebut bahwa pengembangan jet siluman China J-31 Gyrfalcon (versi ekspor diberi kode FC-31) tak berlanjut sempat beredar terbatas.
Salah satu alasan yang mendasari hal itu, adalah absennya pertunjukan terbang pesawat ini pada ajang Airshow China di Zhuhai, November tahun lalu.
![]() |
FC-31 China |
Namun demikian, model skala terbaru FC-31 justru muncul di booth Aviation Industry Corporation of China (AVIC) dalam penyelenggaraan Paris Air Show 2019 di Le Bourget, Perancsi pada 17-23 Juni.
Berbeda dengan desain terdahulu, desain ini memiliki beberapa fitur baru dibanding prototipe sebelumnya. Tampak FC-31 lebih berotot dan berkontur bodi lebih aerodinamis.
Area di belakang kokpit dan area di antara dua mesin sekarang tampak lebih besar dan secara desain lebih aerodinamis guna mengurangi hambatan laju udara.
Dapat diartikan, pihak pabrikan dalam hal ini Shenyang Aircraft Corporation ingin membuat FC-31 berkapasitas lebih besar namun lebih lincah dan agresif.
Dengan ukuran yang lebih besar, jet siluman kelas medium ini akan mampu membawa bahan bakar lebih banyak. Yang artinya juga mampu terbang lebih jauh secara mandiri.
Dapat pula diartikan, pesawat akan membawa perangkat elektronik yang lebih banyak guna mendukung sistem komunikasi yang dibutuhkan maupun sistem lainnya.
Khusus pada sumber tenaga pendorong, desain baru FC-31 juga menampilkan sosok mesin yang lebih berotot. Terlihat dari dua saluran buang aliran jet (nozzle) yang memilik struktur lebih kokoh, menyiratkan kalau mesin ganda yang digunakan FC-31 memiliki kekuatan dorong yang lebih besar.
“Desain tampilan ini memperlihatkan semua bentuk perubahan secara signifikan untuk meningkatkan kapabilitas pesawat,” kata sumber dari media penerbangan China yang dikutip Global Times di arena pameran, Rabu (19/6).
Berbeda dengan jet siluman yang telah masuk jajaran operasional Angkatan Udara China (PLAAF), J-31 hingga saat ini memang masih dalam proses pengembangan.
Prototipe pertama pesawat ini terbang perdana pada 2012. Kemudian disusul dengan prototipe kedua dengan desain sayap baru serta sensor IRST dan bentuk kanopi tunggal/terusan (single piece canopy).
Prototipe kedua pertama kali muncul di Airshow China pada 2014 dan terbang perdana pada Desember 2016.
Sejak saat itu, J-31 agak jarang muncul ke permukaan. Diperkirakan pesawat yang dilengkapi radar KLJ-7A AESA ini tengah melaksanakan beragam pengujian termasuk sistem persenjataan, komunikasi, dan sifat silumannya.
Hingga saat ini Shenyang tercatat baru membuat dua prototipe J-31 (yang terpublikasi).
AVIC menyebut, FC-31 merupakan jet tempur siluman di kelas FC-35 dengan kemampuan yang tidak kalah dan dijual dengan harga lebih murah. (Roni Sontani)
Sumber : http://angkasareview.com