AS Beber Penyebab Insiden Nuklir dalam Pemulihan Rudal Skyfall Rusia - Radar Militer

13 Oktober 2019

AS Beber Penyebab Insiden Nuklir dalam Pemulihan Rudal Skyfall Rusia


Pemerintah Amerika Serikat (AS) dalam sebuah laporan membeberkan insiden nuklir 8 Agustus di dekat Nyonoksa, Rusia. Menurut laporan itu, insiden disebabkan oleh reaksi nuklir yang terjadi ketika Rusia berusaha memulihkan rudal jelajah bertenaga nuklir, Skyfall, yang terendam di Laut Putih setelah tes yang gagal tahun lalu.
Ledakan Nuklir di Nyonoksa
Ledakan Nuklir di Nyonoksa 
Laporan disampaikan Wakil Asisten Sekretaris dan pejabat biro senior di Biro Kontrol Senjata, Verifikasi, dan Kepatuhan Departemen Luar Negeri AS; Thomas G. DiNanno, kepada Komite Pertama Majelis Umum PBB pada hari Kamis.
Laporan itu dianggap mengakhiri spekulasi selama berbulan-bulan tentang penyebab pasti insiden nuklir yang menewaskan tujuh orang Rusia, termasuk para ahli atom.
Para ahli pada saat itu memutuskan bahwa penyebabnya adalah ledakan reaktor nuklir dan mengikatnya pada rudal jelajah bertenaga nuklir Burevestnik 9M730—yang oleh NATO disebut SSC-X-9 Skyfall. Laporan DiNanno memberikan gambaran yang lebih jelas tentang bagaimana kecelakaan itu terjadi.
"Rusia juga memiliki banyak jawaban untuk insiden Skyfall 8 Agustus," tulis DiNanno dalam laporannya.
"Amerika Serikat telah menentukan bahwa ledakan di dekat Nyonoksa, Rusia, adalah hasil dari reaksi nuklir yang terjadi selama pemulihan rudal jelajah bertenaga nuklir Rusia. Rudal itu tetap berada di dasar Laut Putih sejak tes gagal awal tahun lalu, dekat dengan pusat populasi utama," lanjut laporan tersebut.
"Sangat baik untuk memiliki konfirmasi tentang pertanyaan-pertanyaan ini," imbuh Joshua Pollack, rekan peneliti senior di James Martin Center for Nonproliferation Studies (CNS), kepada Business Insider, Sabtu (12/10/2019), yang menambahkan bahwa laporan DiNanno mengonfirmasi banyak temuan para peneliti CNS.
“Waktunya juga menaikkan alis. Ini memang tampak seperti waktu yang lama untuk membiarkan reaktor nuklir duduk di dasar laut," katanya.
Setelah kecelakaan itu, penjelasan dan reaksi Rusia terhadap insiden sangat bervariasi, mulai dari memerintahkan evakuasi daerah itu hingga membatalkannya beberapa jam kemudian.
Empat situs sensor radiasi juga menjadi offline secara misterius setelah kecelakaan itu, yang menunjukkan kemungkinan Rusia menutup-nutupi kejadian tersebut. Para pejabat Rusia, seperti dikutip New York Times, mengatakan mereka tidak berkewajiban untuk membagikan data, yang bisa membantu menunjukkan penyebab kecelakaan itu.
Laporan awal The Moscow Times mengyngkap para pejabat Rusia menolak memberi tahu dokter yang merawat para insinyur yang terkena dampak ledakan bahwa mereka telah terpapar radiasi nuklir dan meminta staf rumah sakit menandatangani perjanjian nondisclosure.
Media pemerintah Rusia melaporkan pada saat itu bahwa ledakan itu disebabkan oleh mesin jet propelan cair yang meledak saat sedang diuji coba, yang tidak menjelaskan lonjakan tingkat radiasi di daerah tersebut setelah kecelakaan. Pada akhir Agustus, seorang pejabat Rusia telah mengakui kecelakaan itu terkait dengan pengembangan senjata yang harus mulai diciptakan sebagai salah satu langkah penting setelah penarikan Amerika Serikat dari Perjanjian Rudal Antibalistik.
Menurut Pollack, laporan DiNanno masih menyisakan beberapa pertanyaan. "Masih belum jelas mengapa reaktor menjadi kritis setelah diangkat keluar dari air. Kami tahu sedikit tentang desainnya," katanya. "Tapi itu menggarisbawahi kebodohan seluruh perusahaan."
Jika Rusia berhasil membangun rudal Skyfall yang didorong nuklir, itu akan menjadi ancaman baru bagi AS, seperti yang dilaporkan The New York Times pada Agustus lalu. Senjata bisa terbang di ketinggian rendah untuk jangkauan yang tidak terbatas dan mengubah arah untuk menghindari sistem pertahanan rudal.
"Upaya untuk membangun rudal berbahan bakar nuklir adalah peninggalan awal Perang Dingin," kata Pollack. "Perangkat ini tidak pernah terbang dengan sukses, sejauh yang saya ketahui, dan tentu saja tidak pernah dikerahkan. Seluruh konsep harus diturunkan ke masa lalu," paparnya.(Muhaimin)

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda

- Berkomentarlah yang sopan dan bijak sesuai isi artikel/ berita;
- Dilarang berkomentar SPAM, SARA, Politik, Provokasi dsb