Kohanudnas mengadakan Focus Group Discussion (FGD) Analisis Serangan Pesawat Drone pada Obyek Vital Kilang Minyak Aramco di Abqaiq dan Khurais, Arab Saudi, di Gedung Leo Wattimena, Kohanudnas, Halim Perdanakusuma, Jakarta, Senin (30/9).
FGD ini dibuka oleh Panglima Kohanudnas Marsda TNI Imran Baidirus, S.E., dihadiri oleh Pangkoopsau II Marsda TNI Donny Ernawan T., M.D.S., Kas Kohanudnas, Danpussenarhanud, Pangkosekhanudnas I dan III, Komandan KRI Martha Dinata, Dirops Air Nav, Para pejabat Mabesau, Kohanudnas serta undangan dari Instansi terkait dengan pesawat Drone. Dengan tiga orang narasumber yaitu: Laksda TNI (Purn) Robert Mangindaan dari Tenaga Profesional Bidang Strategi dan Hubungan Internasional Lemhanas RI, Kolonel Pnb. Ridha Hermawan dari Paban B1 Direktorat B Bais TNI, dan Ir. Sunanto Aji Darmo dari DIRUT PT. Cakra Vimana Dinamyck.
Focus Group Discussion (FGD) |
Dalam sambutan Panglima Kohanudnas Marsda TNI Imran Baidirus, S.E., menyampaikan “Kohanudnas sebagai satu-satunya Komando Gabungan Khusus (Gabsus) TNI yang memiliki tugas menyelenggarakan upaya penegakan hukum dan pengamanan wilayah udara nasional.
Menyikapi perkembangan lingkungan strategis khususnya tentang penyerangan terhadap Kilang Minyak terbesar Aramco milik Arab Saudi di Abqaiq dan Khurais serta penyerangan Presiden Venezuela menggunakan alutsista Drone dengan teknologi mutakhir, maka bagi Kohanudnas merupakan salah satu fenomena baru untuk sebuah serangan yang menggunakan wahana udara dalam konteks sistem pertahanan udara guna melindungi aset strategis ekonomi, militer dan lainnya bagi sebuah negara,” ucapnya.
Lebih lanjut disampaikan “Tujuan dilaksanakannya FGD ini adalah untuk menganalisis/mendiskusikan secara mendalam tentang Trend Spektrum Ancaman Udara masa kini khususnya yang memanfaatkan perkembangan Drone yang mampu menembus sistem pertahanan udara sebuah negara.
Dan melalui FGD ini, saya harapkan peserta dapat mengetahui dan memahami berbagai materi yang akan disampaikan, khususnya mengenai fenomena serangan terhadap kilang minyak Aramco milik Arab Saudi, menggunakan teknologi drone, sehingga TNI khususnya Kohanudnas serta para peserta menyadari bahwa perkembangan ancaman di era modern ini semakin simple, cepat dan operasional serta costnya murah namun pencapaian misinya sangat akurat dan efektif, sehingga dapat kita gunakan sebagai dasar dalam pembangunan sistem pertahanan udara nasional Indonesia pada masa mendatang,” tegasnya.
Rangkaian FGD yaitu pemaparan materi oleh para pemapar, pertama oleh Kolonel Pnb Ridha Hermawan Analisis Serangan Udara terhadap kilang minyak Aramco, Arab Saudi, dilanjutkan pemapar kedua Laksda TNI (Purn) Robert Mangindaan menyampaikan Analisis serangan udara terhadap kilang minyak Aramco, Arab Saudi dan yang terakhir Ir. Sunanto Aji Darmo tentang Perkembangan Penggunaan Unmanned Aerial Vehicle (UAV) sampai dengan Unmanned Combat Aerial System (UCAS) dalam modern Warefare Theather. FGD diakhiri dengan pemberian cindera mata dari Pangkohanudnas kepada para pemapar. (Dispenau)
Sumber : https://tni-au.mil.id