Letnan Kolonel Nicola Polidor: Pembom Siluman B-2 Spirit, Seperti Komputer Terbang - Radar Militer

25 Oktober 2019

Letnan Kolonel Nicola Polidor: Pembom Siluman B-2 Spirit, Seperti Komputer Terbang


Pilot Letnan Kolonel Nicola Polidor, Komandan Detasemen 5 Skuadron Sistem Pelatihan ke-29 Amerika Serikat menyebutkan bahwa Bomber Siluman B-2 seperti komputer terbang. Polidor merupakan pilot B-2 wanita ke-10 dalam sejarah.
"Ini seperti komputer terbang. Anda memasukkan teks ke dalam komputer. Kita dapat memasukkan tekanan, kecepatan udara, atau target untuk senjata dari panel itu dan menembakkannya," ujar Polidor kepada Warrior, Selasa, 22 Oktober 2019.
Pembom Siluman B-2 Spirit
Pembom Siluman B-2 Spirit 
Bomber siluman B-2 adalah salah satu pesawat paling mengubah permainan yang pernah dibuat dan yang paling hemat biaya. Satu B-2 dapat memberikan pukulan seluruh sayap udara kapal induk dengan beberapa kali lipat lebih kecil dalam biaya operasi dan personel.
Bagian dari kokpit kaca di depan pilot adalah salah satu dari delapan layar yang disebut Digital Entry Panel. Melalui layar itu memungkinkan pilot memeriksa hidrolika, elektronik, kontrol penerbangan, kondisi lingkungan, dan perlengkapan senjata.
"Kami memiliki autopilot seperti halnya pesawat komersial. Kami dapat mempertahankan ketinggian tanpa harus memasukkan ke dalam sistem komputer," kata Polidor.
Meskipun terbang lebih dari 40 jam, Polidor melanjutkan, pilot tidak memiliki tempat tidur dan tidak ada lemari es, hanya dua kursi di kokpit kecil dan area kecil di belakang mereka dengan lebar yang sama dengan kursi. Makanan pilot, kata Polidor, harus menjadi barang yang tidak mudah rusak.
Bomber B-2 menyerang Serbia pada malam pembukaan Operation Allied Force pada 1999, menghancurkan pertahanan udara Irak selama Shock and Awe 2003 dan melenyapkan pasukan tempur Libya pada 2011. Serangan itu semua dipandu oleh pilot yang sangat terlatih dalam taktik serangan siluman.
Mengingat bahaya dari misi tersebut, menghadapi prospek serangan udara dan mempersiapkan peperangan elektronik atas wilayah yang bermusuhan, pilot B-2 harus siap. Untuk alasan ini, Angkatan Udara AS bekerja dan memastikan bahwa pilot dipersiapkan untuk sepenuhnya memanfaatkan teknologi penargetan digital yang ditingkatkan.
"Kami mempersiapkan dan melatih setiap hari jika kami dipanggil besok," tutur Polidor. "Tantangan terbesar bagi pilot adalah mampu mengelola penerbangan untuk jangka waktu yang lama pada saat yang sama dengan mengelola komunikasi dan senjata yang kuat."
Saat melakukan misi, pilot B-2 perlu mempertahankan jalur penerbangan yang benar, menyelaraskan intelijen penargetan khusus dan memuat serta menyiapkan senjata. Semuanya sambil mengelola kokpit digital untuk mengontrol berbagai variabel tambahan pada satu waktu.
Polidor, yang melatih pilot B-2 masa depan di Pangkalan Angkatan Udara Whiteman di Missouri, mengatakan pilot Angkatan Udara telah menyesuaikan diri dengan baik untuk mempelajari informasi baru yang jumlahnya sangat banyak.
"Instruktur ada di satu kursi, mengajar peserta pelatihan bagaimana cara beroperasi dalam penerbangan di kursi lain. Anda dapat terbang dari kursi mana pun dan mengontrol semua sisi pesawat. Kedua kursi memiliki kokpit layar kaca di depan mereka dan kedua kursi memiliki tongkat di depan mereka," kata Polidor tentang pesawat pengebom itu. (Moh Khory Alfarizi)

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda

- Berkomentarlah yang sopan dan bijak sesuai isi artikel/ berita;
- Dilarang berkomentar SPAM, SARA, Politik, Provokasi dsb