Rusia Percepat Produksi Si Pemburu, Drone Tempur S-70 Okhotnik - Radar Militer

13 Agustus 2020

Rusia Percepat Produksi Si Pemburu, Drone Tempur S-70 Okhotnik

radarmiliter.com - Rusia mendorong drone tempur terbarunya untuk bisa diproduksi massal dan digunakan angkatan perangnya sesegera mungkin. Drone S-70 Okhotnik atau Si Pemburu dalam bahasa Rusia dilaporkan akan bergabung di Angkatan Udara Rusia setahun lebih cepat daripada yang direncanakan pada 2024.
Itu artinya si Pemburu yang telah dikembangkan selama sepuluh tahun bakal menjadi drone tempur berperforma tinggi yang didesain untuk misi perang konvensional skala besar yang melayani sebuah negara.
Drone Tempur S-70 Okhotnik
Drone Tempur S-70 Okhotnik 
Direktur Jenderal United Aircraft Corporation, Rusia, Yury Slyusar, mengatakan perusahaannya akan mulai menyuplai drone tempur (UCAV) S-70 Okhotnik ke militer Rusia si Pemburu yang telah dikembangkan selama sepuluh tahun setelah dua kali pengujian oleh militer yang akan dilalui 2023-2024. Slyusar mengikuti seruan dari Kementerian Pertahanan Rusia pada 3 Agustus 2020 agar mempercepat pekerjaannya.
Slyusar menggambarkan Okhotnik sebagai, "sebuah drone tempur besar dengan kemampuan yang tak akan terduga, memiliki jangkauan misi terbang tempur terjauh, kemampuan membopong senjata terbanyak."
Media Rusia pertama kali mendapati drone ini ketika fotonya diunggah di media sosial pada Januari 2019. Saat itu Okhotnik diduga sedang menjalani tes di darat di sebuah instalasi uji di Novosibirsk. Terbang perdana kemudian dilakukan tepat setahun lalu di Pabrik Penerbangan Chkalov di provinsi sebelah barat daya Rusia yakni Astrakhan.
Drone ini mengambil rupa bumerang dengan saluran isap atau intake udara yang besar di bagian atas depan, dan sebuah engine nozzle yang terkamuflase. Desain itu dibuat Biro Desain Sukhoi yang terkenal sebagai pabrikan pesawat tempur Rusia era perang dingin hingga kini yang terbaru, Sukhoi Su-35 Flanker-E dan Sukhoi Su-57 Felon.
Hampir berbobot 20 ton, Okhotnik setara jet tempur dua mesin F-15 Eagle milik Amerika Serikat. Drone ini dirancang untuk bisa membawa persenjataan sebanyak lebih dari enam ton, termasuk menyediakan tempat untuk rudal darat-ke-udara.
Dirancang memiliki daya jelajah sampai 3.240 mil atau 5.214 kilometer dan kecepatan maksimal 620 mil per jam atau hampir 1.000 kilometer per jam, Okhotnik sejak awal dilukiskan sebagai sebuah drone berkemampuan melaksanakan misi pendukung pesawat tempur berawak. Si Pemburu dilaporkan bisa mengeksekusi misi serangan melawan target musuh penting, termasuk sistem pertahanan udara, unit markas, dan lainnya.
Okhotnik adalah bagian dari upaya Rusia menyamai Barat dalam sistem persenjataan otomatis. Dalam satu kasus, negara ini telah memproduksi dan mengerahkan drone darat Uran-9 ke dalam pertempuran di Suriah. Tapi Uran-9 terbukti tak efektif di meda perang sebenarnya.
Amerika Serikat yang telah menggunakan drone bersenjata sejak serangan teroris 11 September 2011 juga pernah mengembangkan program serupa Okhotnik yang disebut 'loyal wingman'. Ini adalah drone yang bisa beroperasi mendampingi pesawat tempur berawak. Namun telah menghentikannya.
Amerika Serikat memang memiliki drone MQ-9 Reaper yang sempat menewaskan Jenderal Garda Revolusi Iran Qassem Soleimani pada Januari lalu yang telah digunakannya sejak 2010 tapi ini hanya di-optimalkannya menghadapi konflik menghadapi kelompok-kelompok gerilyawan. Melawan pertahanan udara yang dipenuhi persenjataan modern, Reaper mungkin bisa langsung ditembak jatuh.
Angkatan Udara AS saat ini melanjutkan programnya sendiri untuk “loyal wingman” berupa drone-drone yang semi-sekali pakai. Sedang Angkatan Laut AS membeli MQ-25A Stingray yang berukuran cukup besar dari Boeing, tapi ini drone tanker untuk melayani isi bahan bakar di udara pesawat tempur yang berbasis di kapal induk.(Sustiana Herru-TSM)

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda

- Berkomentarlah yang sopan dan bijak sesuai isi artikel/ berita;
- Dilarang berkomentar SPAM, SARA, Politik, Provokasi dsb