Kapal Perang Jerman Gabung Amerika Serikat dan Prancis di Laut China Selatan - Radar Militer

05 Maret 2021

Kapal Perang Jerman Gabung Amerika Serikat dan Prancis di Laut China Selatan

radarmiliter.com - Amerika Serikat memuji rencana Jerman yang akan mengirimkan kapal perangnya melintasi Laut China Selatan setelah sebelumnya Prancis melakukan hal serupa.
AS mengatakan pelayaran kapal perang di Laut China Selatan itu merupakan bentuk kebebasan bernavigasi di perairan internasional yang menjadi sengketa beberapa negara ASEAN dan China tersebut. Washington mendukung rencana Jerman itu sebagai bentuk dukungan terhadap "tatanan yang didasari hukum internasional."
Frigat AL Jerman Kelas Sachsen
Frigat AL Jerman Kelas Sachsen
"AS memiliki kepentingan nasional untuk menjaga perdamaian dan stabilitas, menghormati hukum internasional, perdagangan bebas tanpa hambatan, dan kebebasan bernavigasi serta hukum lainnya dalam memanfaatkan perairan tersebut," kata seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri AS seperti dikutip Reuters.
Pemerintah Jerman mengatakan akan mengirim sebuah kapal militer jenis frigat yang akan berlayar di Asia pada Agustus mendatang termasuk melintasi Laut China Selatan. Kapal frigat itu akan menjadi kapal militer pertama Jerman yang melewati Laut China Selatan sejak 2002.
Para pejabat Jerman mengatakan kapal perang itu tidak akan lewat dalam batas 12 mil laut yang diklaim China dan negara-negara saingannya sebagai perairan teritorial di sekitar fitur yang diperebutkan di jalur air strategis tersebut.
"Kami menyambut baik dukungan Jerman terkait tatanan internasional di kawasan Indo-Pasifik. Komunitas internasional juga memainkan peran vital untuk menjaga kawasan maritim tetap bebas terbuka," kata jubir Kemlu AS tersebut.
Sementara itu, juru bicara Kemlu China mengatakan negara di dunia memang bisa menikmati kebebasan bernavigasi di perairan internasional.
"Namun, mereka tidak bisa mengambil itu sebagai alasan untuk melanggar kedaulatan dan mengusik keamanan negara lain yang memiliki perbatasan laut dengan perairan itu," katanya.
Laut China Selatan menjadi perairan rawan konflik setelah Beijing mengklaim hampir sebagian besar wilayah perairan itu yang bertabrakan dengan teritorial negara lain.
China juga telah mendirikan basis militer di pulau-pulau buatan yang telah dibangunnya di Laut China Selatan
Meski tak memiliki sengketa wilayah, AS telah menganggap klaim dan tindakan China di Laut China Selatan sepenuhnya ilegal.
Angkatan Laut AS secara teratur melakukan operasi "kebebasan navigasi" di mana kapal perangnya lewat di dekat beberapa pulau di Laut China Selatan. Beberapa negara sekutu tertarik mengikuti manuver AS itu.
Bulan lalu, Prancis mengatakan kapal selam dan kapal perang bertenaga nuklirnya akan berpatroli di Laut China Selatan untuk menekankan operasi kebebasan navigasi di kawasan itu.

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda

- Berkomentarlah yang sopan dan bijak sesuai isi artikel/ berita;
- Dilarang berkomentar SPAM, SARA, Politik, Provokasi dsb