Balon Aerosts Intai Maritim |
Perusahaan Bintang Kencana Malaysia menandatangani nota kesepahaman (MoU) dengan TCOM untuk menyediakan Pemerintah Malaysia sistem aerostat untuk meningkatkan kewaspadaan domain maritim, menurut sebuah pernyataan resmi.
TCOM merilis berita tersebut pada tanggal 28 Oktober 2014, pada hari yang sama dimana Singapura mengumumkan bahwa negara itu akan mengoperasikan balon aerostatnya pada tahun depan. Balon aerostat milik Singapura akan berukuran lebih besar, dan juga akan dibuat oleh TCOM, sementara sistemnya akan dibuat oleh Raytheon.
Wilayah Sabah Kalimantan Utara adalah wilayah Malaysia, meskipun klaim Malaysia atas wilayah ini dipersengketakan oleh sekelompok warga dari Filipina Selatan. Mereka biasanya menggunakan perahu kayu kecil untuk melakukan perjalanan diam-diam ke Sabah dari Filipina Selatan. Perahu ini seringkali lolos dari deteksi radar berbasis darat konvensional, dan bergerak benar-benar tak terlihat di kegelapan. Solusi pengawasan yang lebih baik dari TCOM dapat memantau perairan ini sepanjang waktu, siang atau malam hari.
Nota kesepahaman itu ditandatangani oleh Presiden TCOM, Ron Bendlin pada acara Forum Bisnis AS - Malaysia di New York City. TCOM adalah salah satu dari enam perusahaan AS yang hadir di forum tersebut, dan merupakan satu-satunya penyedia sistem pertahanan dalam acara tersebut.
Sistem pengintai balon aerostat TCOM dapat memberikan pihak keamanan Malaysia dengan pengawasan maritim yang luas, yang beroperasi sepanjang waktu, memecahkan tantangan kewaspadaan domain kritis di daerah di mana serangan bersenjata ke Sabah sering terjadi. Sistem aerostat tersebut dioptimalkan untuk domain maritim, dan dilengkapi dengan muatan sensor canggih termasuk radar dan kamera siang/malam hari Electro-Optical Infrared (EOIR) yang dapat menyampaikan data yang akurat yang bisa ditindaklanjuti oleh para pembuat keputusan. Pihak keamanan akan dapat mendeteksi ancaman yang sebelumnya tidak dapat dideteksi. Sehingga, pihak keamanan akan dapat mendeteksi ancaman dengan lebih cepat, yang memungkinkan lebih banyak tersedia waktu untuk mengevaluasi, menghadapi dan menetralisir ancaman.
Sumber : defenseworld.net