Buku Putih Pertahanan |
Sekretaris Jenderal Kementerian Pertahanan (Sekjen Kemhan) Letjen TNI Ediwan Prabowo, S.IP., mengatakan, perkembangan lingkungan strategis telah menciptakan spektrum ancaman, tantangan dan resiko yang semakin kompleks yang dapat berdampak terhadap pertahanan negara. Sebagai konsekuensinya, maka Kemhan selaku penyelenggara pemerintah di bidang pertahanan perlu melakukan revisi terhadap Buku Putih Pertahanan Indonesia.
“Revisi atau pembaharuan substansi Buku Putih Pertahanan Indonesia sebagai upaya untuk menyesuaikan terhadap perkembangan strategis yang sangat dinamis dan juga untuk menjabarkan kebijakan strategis Pemerintah Kabinet Kerja yang terkait di bidang pertahanan.”, ungkap Sekjen Kemhan saat membuka Seminar Nasional “Justifikasi Buku Putih Pertahanan Indonesia Tahun 2015” , Selasa (22/12) di kantor Kemhan, Jakarta.
Sekjen Kemhan lebih lanjut mengatakan bahwa perkembangan lingkungan strategis baik global, regional maupun nasional senantiasa membawa perubahan terhadap kompleksitas ancaman dan tantangan terhadap pertahanan negara. Kompleksitas ancaman dapat dilihat dari sifat, sumber, dimensi dan spektrum ancaman.
“Sifat ancaman dan tantangan tidak lagi didominasi oleh ancaman militer, tetapi juga ancaman non militer maupun perpaduan antara keduanya yang kita sebut sebagai ancaman hibrida”, jelas Sekjen Kemhan.
Dikatakan Sekjen Kemhan, revisi terhadap Buku Putih Pertahanan Indonesia tentunya sangat wajar untuk dilakukan, mengingat Buku Putih Pertahanan Indonesia merupakan dokumen strategis yang berisi kebijakan-kebijakan pemerintah di bidang pertahanan yang meliputi doktrin, strategi dan postur pertahanan negara.
Buku putih pertahanan Indonesia merupakan pernyataan kebijakan pertahanan negara oleh pemerintah secara menyeluruh dan sebagai pedoman bagi penyelenggara fungsi pertahanan negara dan untuk disebarluaskan kepada masyarakat umum baik domestik maupun internasional untuk menciptakan rasa saling percaya dan meniadakan potensi konflik.
Buku Putih Pertahanan Indonesia ini diharapkan dapat dijadikan pertimbangan acuan dan pedoman bagi masing-masing kementerian/lembaga dan juga menjadi acuan bagi para pemangku kepentingan didalam merumuskan kebijakan masing – masing terkait pertahanan negara.
Sekjen Kemhan menjelaskan, dalam proses revisi ini sudah dilakukan melalui berbagai kegiatan-kegiatan rapat, kelompok kerja, Focus Group Discussion yang juga melibatkan Kemhan maupun lintas kementerian dan lembaga - lembaga serta seluruh pemerhati agar produk Buku Putih Pertahanan Indonesia dapat diwujudkan secara komprehensif.
Untuk itu, lebih lanjut Sekjen Kemhan berharap melalui kegiatan seminar nasional ini akan muncul suatu ide, gagasan, saran dan masukan dari para pakar, akademisi, pejabat institusi terkait serta para pemerhati di bidang pertahanan negara yang nantinya dapat berguna bagi penyempurnaan produk Buku Putih Pertahanan Indonesia yang segara akan diterbitkan.
“Diharapkan melalui proses ini akan memunculkan kesamaan pandang dan persepsi terhadap Buku Putih Pertahanan Indonesia sehingga diharapkan mempunyai justifikasi secara umum”, tambah Sekjen Kemhan.
Seminar Nasional yang dilaksanakan dalam bentuk diskusi ini diikuti oleh beberapa pejabat Eselon I dan II di lingkungan Kemhan dan TNI serta pejabat perwakilan dari lintas Kementerian / Lembaga. Seminar mengundang tiga orang nara sumber yaitu Andi Widjajanto, Laksda TNI Agung Pramono dan Edy Prasetyono dengan moderator Rektor Univeristas Darma Persada Dr. H. Dadang Solihin, SE, MA, dan pemapar Buku Putih Pertahanan Indonesia Dirjakstra Ditjen Strahan Kemhan Brigjen TNI M. Nakir.
Sumber : http://dmc.kemhan.go.id/post-sesuaikan-dengan-perkembangan-lingkungan-strategis-kemhan-lakukan-revisi-buku-putih-pertahanan.html