Kapal Perang TNI AL |
"Pembangunan prioritas utama sekarang di Natuna, Morotai, Biak, dan Saumlaki," ujar Gatot.
"Tapi kalau bisa sih berkembang lagi ke yang lainnya," lanjut dia.
Rencana pembangunan itu dilakukan setelah melihat kerentanan pertahanan di daerah tersebut.
Salah satu kerawanannya adalah potensi konflik terbuka di perairan perbatasan.
Gatot tidak bisa memperkirakan berapa lama rancangan empat pangkalan militer itu selesai dan dikirim ke Kementerian Pertahanan.
"Kami merancang saja. Setelah itu baru kami laporkan ke pemerintah, ada duit enggak di pemerintah? Kan dilihat saja," ujar Gatot.
Laut China Selatan
Selain pembangunan pangkalan militer, TNI juga akan memperkuat pangkalan militernya di dekat Laut China Selatan.
"Karena Laut China Selatan, kemungkinannya terjadi konflik. Maka ya kami menyiapkan segala kemungkinan. Sehingga orang lain yang bertikai, kita enggak kena imbasnya," ujar Gatot.
Meski demikian, tindakan TNI tetap berpegang pada arahan Presiden Joko Widodo untuk menjaga stabilitas keamanan di Laut China Selatan.
TNI Rumuskan Pola Pengamanan Laut di Perbatasan Malaysia-Filipina
TNI sedang merumuskan pola pengamanan bersama antara militer Indonesia, Malaysia dan Filipina di wilayah perairan perbatasan ketiga negara.
Perumusan ini merupakan tindak lanjut yang lebih kongkret dari pertemuan Menteri Luar Negeri dan Panglima militer Indonesia, Malaysia dan Filipina di Yogyakarta, Kamis (5/5/2016).
"Kami merumuskan SOP (pengamanan)-nya bagaimana," ujar Panglima TNI Jenderal TNI Gatot Nurmantyo di Kompleks Mabes TNI Cilangkap, Jakarta Timur, Rabu (18/5/2016).
SOP yang dimaksud terkait pola dan bentuk pengamanan sehari-hari atau aturan soal cara bertindak masing-masing angkatan jika ada situasi darurat di wilayah perairan perbatasan ketiga negara tersebut.
Meski demikian, hasil rumusan dari TNI bukan hasil akhir. Rumusan tersebut akan dikirim ke pihak Filipina dan Malaysia terlebih dahulu untuk disetujui.
"Nanti kan Malaysia koreksi, Filipina koreksi juga. Kalau semua sudah setuju, baru secara formal disepakati, apakah itu dilakukan di Indonesia, Malaysia atau Filipina, belum tahu," ujar Gatot.
Gatot tidak dapat memperkirakan berapa lama pihaknya merumuskan pola pengamanan bersama tersebut. Ia hanya berharap agar rumusan itu segera rampung.
Pembahasan tiga negara soal pengamanan wilayah perairan perbatasan muncul setelah rentetan peristiwa pembajakan disertai penculikan oleh kelompok bersenjata Abu Sayyaf.
Setidaknya, ada 14 warga negara Indonesia yang diculik dan disandera selama beberapa waktu. Mereka berhasil dibebaskan dan kembali ke tanah air.
Sumber : http://nasional.kompas.com/read/2016/05/18/13423371/tni.rancang.empat.pangkalan.militer.dekat.malaysia.dan.filipina