AM Hendropriyono |
Mantan Kepala Badan Intelijen Negara, AM Hendropriyono, mengungkapkan bahwa kasus salah tembak atau tertembak kawan sendiri memang masih terjadi di medan pertempuran.
Hal ini pula yang terjadi saat Sersan Dua (Serda) Muhamad Ilham, yang tergabung dalam operasi Tinombala 2016 di Poso, Sulawesi Tengah ditemukan tewas tertembak pada Rabu lalu.
"Kalau di pertempuran sering terjadi apa yang disebut salah lirik. Salah lirik itu kami kira musuh, ternyata teman ditembak, meninggal," ujar Hendropriyono usai menghadiri peluncuran buku "Sengketa di Lanud Halim Perdana Kusuma" di Klub Eksekutif Persada, Jakarta Timur, Jumat (29/7/2016).
Meskipun demikian, hal terpenting dilakukan yakni pengusutan kasus penembakan tersebut guna menemukan penyebabnya.
"Apa sengaja atau tidak. Kalau tidak sengaja, itu hal biasa," kata dia.
"Di Timor Timor, Kalimantan, Irian (Papua), Aceh, di mana-mana yang ada operasi militer, itu di makam pahlawan bukan cuma ditembak musuh saja, ada yang tertembak temen itu biasa, tapi harus diusut," kata dia.
Menurut Hendro, banyak faktor yang jadi penyebab adanya kasus salah tembak atau menembak teman sendiri ketika berada di medan pertempuran.
Di antaranya terkait teknis, kurangnya koordinasi, atau permasalahan psikologis anggota di lapangan.
"Jadi, kalau ada anak buah ketembak, kadang belum tentu musuh. Ada yang stres," ucapnya.
Maka dari itu, lanjut Hendropriyono, pemimpin perang harus memastikan bahwa pasukannya itu dalam kondisi baik. Anggota yang kondisinya menurun harus selalu diperhatikan.
"Karena (kalau sudah) pegang senjata tinggal tarik pelatuk enteng. Makanya, perlu dikontrol kejiwaannya," ujarnya.
Sumber : http://nasional.kompas.com/read/2016/07/29/19033071/hendropriyono.ungkap.penyebab.salah.tembak.saat.operasi.militer
Hal ini pula yang terjadi saat Sersan Dua (Serda) Muhamad Ilham, yang tergabung dalam operasi Tinombala 2016 di Poso, Sulawesi Tengah ditemukan tewas tertembak pada Rabu lalu.
"Kalau di pertempuran sering terjadi apa yang disebut salah lirik. Salah lirik itu kami kira musuh, ternyata teman ditembak, meninggal," ujar Hendropriyono usai menghadiri peluncuran buku "Sengketa di Lanud Halim Perdana Kusuma" di Klub Eksekutif Persada, Jakarta Timur, Jumat (29/7/2016).
Meskipun demikian, hal terpenting dilakukan yakni pengusutan kasus penembakan tersebut guna menemukan penyebabnya.
"Apa sengaja atau tidak. Kalau tidak sengaja, itu hal biasa," kata dia.
"Di Timor Timor, Kalimantan, Irian (Papua), Aceh, di mana-mana yang ada operasi militer, itu di makam pahlawan bukan cuma ditembak musuh saja, ada yang tertembak temen itu biasa, tapi harus diusut," kata dia.
Menurut Hendro, banyak faktor yang jadi penyebab adanya kasus salah tembak atau menembak teman sendiri ketika berada di medan pertempuran.
Di antaranya terkait teknis, kurangnya koordinasi, atau permasalahan psikologis anggota di lapangan.
"Jadi, kalau ada anak buah ketembak, kadang belum tentu musuh. Ada yang stres," ucapnya.
Maka dari itu, lanjut Hendropriyono, pemimpin perang harus memastikan bahwa pasukannya itu dalam kondisi baik. Anggota yang kondisinya menurun harus selalu diperhatikan.
"Karena (kalau sudah) pegang senjata tinggal tarik pelatuk enteng. Makanya, perlu dikontrol kejiwaannya," ujarnya.
Sumber : http://nasional.kompas.com/read/2016/07/29/19033071/hendropriyono.ungkap.penyebab.salah.tembak.saat.operasi.militer