Senjata Anti Bunker C90-CR BK |
Dalam pertempuran salah satu tantangan terberat pasukan infanteri adalah bagaimana dapat secara efektif menghancurkan basis perkubuan lawan, apalagi jika basis lawan berupa bunker, sudah pasti diperkukan senjata khusus untuk melumatnya. Mengandalkan bantuan tembakkan dari mortir dan howitzer bisa saja, tapi butuh waktu untuk persiapan, koordinasi, dan perhitungan presisi yang matang untuk mengindari friendly fire.
Nah, menjawab tantangan tersebut pasukan infanteri punya yang dikenal dengan jenis senjata anti tank, meski yang dihadapi tak melulu kendaraan lapis baja. Yang dimaksud disini bukan juga rudal yang berharga super mahal, melainkan LAW (Light anti Tank Weapon) jenis roket. Meski pada hakekatnya mirip-mirip dengan RPG-7, namun sosok LAW jenis roket disini bersifat disposable, bersifat sekali pakai, begitu roket keluar dari tabung, maka tabung peluncur sudah tak bisa digunakan lagi. Mekanismenya menggunakan piroteknik, jadi tidak diperlukan baterai atau pun sistem pengisian listrik.
Karene sifat tabung peluncur sekali pakai buang, ada kesan ‘boros.’ Tapi tunggu dulu, konsep disposable justru dikedepankan agar unit infanteri yang bertempur pasca melakukan serangan tak perlu lagi repot-repot menggotong tabung peluncur. Dengan demikian gerakan pasukan tempur bisa lebih leluasa. Dan yang dimaksud disini adalah C90-CR BK Anti Bunker Weapon System buatan Insatalaza SA, manufaktur senjata dari Spanyol.
Bagi yang memperhatikan, Instalaza sudah dua kali berpartisipasi dalam ajang Indo Defence, yakni di Indo Defence 2014 dan Indo Defence 2016. Instalaza pun sudah memasok jenis senjata roket ini ke TNI AD. Menurut informasi, TNI AD sudah memiliki versi C90-CR anti armor, C90-CR-RB (M3) anti personel, dan C90-CR-BK Anti Bunker.
Di Indo Defence 2016, Instalaza di stand-nya memperlihatkan sosok C90-CR BK di hadapan publik. C90-CR BK dirancang sebagai senjata anti-bunker dengan hulu ledak ganda. Satu ledakan dirancang untuk menembus dinding, dan kemudian ledakan kedua dirancang untuk menghancurkan isi di dalam gedung. Bobot versi ini mencapai 5,1 kg.
Secara umum, C90-CR mempunya bobot yang ergonomis untuk dibawa seorang personel infanteri, yakni hanya 4,8 - 5,1 kg. Panjang senjata ini pun tak sampai 1 meter (940 mm). Mengandalkan jenis roket tandem HE (High Explosive) dengan kaliber 90 mm. Secara umum jangkauan tembaknya bisa mencapai 300 meter untuk target bergerak. Dalam paket peluncur standar, C90-CR sudah dilengkapi pembidik optic dengan 2x pembesaran. Namun untuk misi tempur malam hari, bisa ditambahkan perangkat bidik VN38-C.
Untuk memudahkan dalam program pelatihan, Instalaza memperkenalkan TR90 Trainer, dengan trainer personel dapat melatih prosedur penembakkan senjata sekali pakai ini, termasuk pada trainer dilengkapi optical sight. Selain keluarga C90 CR, infanteri TNI AD juga menggunakan jenis roket dengan peluncur disposable, yakni Armbrust yang digunakan oleh Tontaipur Kostrad. (Haryo Adjie)
Spesifikasi C90-CR BK :
- Kaliber: 90mm
- Berat: 5,1 kg
- Panjang: 943 mm
- Jarak tembak efektif: 350 meter (target statis) dan 250 meter (target bergerak)
- Optical sight: 2x
- Temperatur operasi: -31 sampai 50 derajat celcius
- Penetrasi hulu ledak: 300 mm (ant bunker/beton bertulang), 70 mm (anti armour)
- Lethal radius: 8 meter
- Effective radius: 18 meter
Sumber : http://www.indomiliter.com/