Penyapu Ranjau Rusia |
Spesialis penjinak bom dari Pusat Pembersih Ranjau Internasional Rusia teah mulai menyisir wilayah Aleppo timur, Suriah, untuk membersihkannya dari ranjau dan artileri yang belum meledak, demikian dilaporkan stasiun televisi Rusia Rossiya-24.
Komandan Pusat Pembersih Ranjau Ivan Gromov menyampaikan bahwa terdapat banyak bangunan bertingkat di area tersebut, sehingga operasi pembersihan akan memakan waktu.
"Kami menghabiskan banyak waktu untuk memeriksa tiap kabel, karena jika salah sentuh ia bisa meledak," terangnya.
Para spesialis penjinak bom juga dibantu oleh anjing-anjing terlatih untuk menjalankan tugas mereka. Berdasarkan laporan, para militan telah menanam bom darurat di seluruh kota.
Gelombang pertama pembersih ranjau Rusia tiba di markas udara Hmeymim, Suriah, pada Sabtu (3/12). Kementerian Pertahanan Rusia mengirim para spesialis paling berpengalaman untuk misi ini, termasuk mereka yang sudah pernah menjinakkan ranjau di Palmyra. Detasemen tersebut juga termasuk sekelompok anjing khusus dan pelatihnya.
Operasi ini melibatkan 200 tentara dan 50 perangkat militer.
Sebelumnya, penjinak ranjau Rusia telah membersihkan Palmyra, kota yang berhasil direbut dari para teroris ISIS pada Maret lalu. Di kota tersebut, tentara Rusia menginspeksi lebih dari 2.500 gedung dan bangunan serta berhasil sekitar 17.500 bahan peledak.
Pusat Rekonsiliasi Perang Suriah Rusia menyebutkan bahwa Tentara Suriah telah berhasil merebut 10 wilayah pemukiman di bagian timur Aleppo dalam 24 jam terakhir, membuat totalnya mencapai 45 area pemukiman.
Pada 29 November lalu, pasukan pemerintah Suriah telah membebaskan separuh wilayah Aleppo bagian timur dari kelompok militan. Aleppo merupakan salah satu kota terpenting di Suriah dan keberhasilan tersebut memberi dampak signifikan bagi perkembangan situasi di negara yang telah dilanda perang selama bertahun-tahun ini.
Kekerasan yang terus berlangsung di Suriah telah merenggut ribuan nyawa dan menelantarkan jutaan warga Suriah. Komunitas internasional telah mengambil langkah untuk mengakhiri konflik Suriah dan menyelesaikan krisis kemanusiaan di negara Timur Tengah tersebut.
Sumber : http://tass.com/defense/917476