![]() |
Kapal Perang Amerika |
Salah satu janji kampanye Presiden Trump adalah membuat Amerika (dan bisnis di dalamnya) hebat kembali. Dan problem terbesar yang dihadapi militer AS, khususnya Angkatan Lautnya, adalah kesulitan untuk memelihara jumlah minimal 350 kapal di tengah ragam proyeknya seperti Littoral Combat Ship yang bermasalah.
Namun begitu, alih-alih meneruskan proyek LCS dan mengadaptasinya sebagai sebuah fregat tempur seperti yang selama ini terdengar, AL AS malah mengeluarkan RFI (Request For Information) untuk pengembangan kapal perang jenis Fregat baru!
Dinamai FFG(X), AL AS menginginkan sebuah fregat yang memiliki kemampuan multi misi: memburu kapal selam, menangkis serangan yang datang dari udara, dan menyikat habis sasaran permukaan. Kapal Fregat ini juga harus mampu mengawal konvoi kapal dagang dan andal digunakan dalam peperangan elektronika.
Seakan masih tak cukup, FFG(X) juga harus mampu menghancurkan serangan masif dengan kapal cepat, atau metode swarm boat seperti yang biasa digunakan Iran. Sebuah tuntutan yang pada tahun 1980an mungkin akan menjadikan kapal ini sebagai kapal perusak atau DDG.
Namun perkembangan teknologi, dan kemunculan Fregat desain Eropa yang serba bisa seperti De Zeven Provincien milik Belanda, Iver Huitfeldt milik Denmark, atau Sachsen milik Jerman membuat Amerika Serikat sadar bahwa kemampuan desain mereka ketinggalan jaman. Maka FFG(X) adalah jawaban, membuat sebuah Fregat yang mampu terintegrasi dengan konsep armada kapal induk atau Carrier Strike Group.
FFG(X) di masa mendatang akan menjadi salah satu elemen penting di dalam armada kapal perang AL AS, mengingat jumlah yang akan dibeli yakni 50 sampai 70 unit, adalah sebuah jumlah yang signifikan, mencapai setidaknya 10% dari total kapal perang aktif yang dimiliki oleh AL AS.
Dengan target bobot kapal di kisaran 4.000 ton seperti Fregat legendaris kelas Oliver Hazard Perry yang sangat dipuja oleh sahabat ARCinC Weka G. Cha Bi, nampaknya akan cukup sulit untuk mengadaptasikan kebutuhan misi dan juga persenjataan yang diinginkan oleh AL AS ke dalam proyek FFG(X). Sebagai gambaran, Iver Huitfieldt yang punya kemampuan multi misi saja bobotnya di kisaran 6.000 ton.
Namun tentu saja yang paling sulit dari semua ini adalah….mengendalikan perusahaan kontraktor pertahanan AS yang kerap melobi Pentagon, mengakibatkan melambungnya anggaran dan membengkaknya harga per unit alutsista. Apakah FFG(X) bisa ditebus dengan banderol US$500 juta seperti yang diinginkan oleh AL AS? (Aryo Nugroho)
Sumber : http://arcinc.id/