Tank T-14 Armata |
Sebagai pemegang status tank paling modern di dunia saat ini, T-14 Armata memang sanggup menarik perhatian banyak pengamat militer dan juga negara-negara yang selama ini waspada akan perkembangan militer Rusia yang makin hari makin menunjukkan geliat pemulihannya.
Maklum saja, desain dari T-14 juga tidak biasa, menempatkan seluruh kru dalam satu hull dan didudukkan berjejeran. Hal ini memungkinkan koordinasi yang meningkat dalam pertempuran, sekaligus mematahkan mitos kalau selama ini Rusia cuma ikut-ikutan negara-negara Barat dalam menentukan desain alutsistanya.
T-14 Armata pun digadang modern, dengan sistem proteksi Afganit yang mampu menolak 'bala' roket atau rudal anti tank sebelum menyentuh kulit kendaraan. Bahkan Afganit diklaim bisa mematahkan penetrator APFSDS yang saat ini jadi andalan munisi tank untuk menjebol lapisan baja tang tebal.
T-14 Armata juga dibekali kemampuan tempur yang tidak biasa, seperti kemampuan mengendalikan langsung drone atau UAV mini untuk mengamati kondisi sekitar sehingga tidak tergantung pada unit pengintai garis depan. Hasil tangkapan videonya bisa disaksikan langsung di layar LCD yang ada di dalam tank. T-14 Armata juga dipersiapkan sebagai wahana tempur otonom yang memungkinkan pengendaliannya dari jauh.
Nah, pertanyaannya, berapa banyak T-14 Armata yang akan dibangun untuk memodernisasi Korps lapis baja Rusia? Setelah banyak spekulasi, Deputi Menteri Pertahanan Yury Borisov akhirnya mengkonfirmasi bahwa Rusia akan memesan seratus unit T-14 Armata untuk gelombang pertama yang diperkirakan akan selesai pada tahun 2020 dan diserahkan ke Angkatan Bersenjata Rusia.
Deputi Menhan Borisov dalam pameran ARMY-2017 di Kubinka mengatakan bahwa T-14 saat ini masih menjalani berbagai pengujian operasional. Pemesanan dalam jumlah yang sebenarnya terhitung sedikit untuk ukuran Rusia ini masuk akal karena beberapa alasan.
Yang pertama adalah soal dana. Anggaran militer Rusia saat ini tersedot untuk operasi militer di Suriah, sementara negara yang kena sanksi embargo internasional juga menghadapi kenyataan kalau mereka tidak memiliki banyak sumber penerimaan, apalagi harga minyak terus berada dalam level yang rendah. Oleh karena itu, harus ada prioritas mengenai mana yang didahulukan, dalam hal ini amunisi seperti rudal jelajah menerima prioritas tertinggi.
Yang kedua, T-14 Armata sendiri juga masih belum matang teknologinya. Adalah benar kalau T-14 dilengkapi dengan meriam 2A82-1M Rapira generasi terkini, tapi ini bukanlah meriam yang seharusnya menjadi senjata utama untuk T-14. Tank Rusia ini dikabarkan akan menerima meriam yang jauh lebih besar, di atas 150mm untuk mampu menghadapi tank-tank modern Barat.
Dengan membeli sejumlah kecil T-14, Rusia bisa memesan T-14 yang sudah dilengkapi persenjataan dan sensor terkini pada gelombang kedua yang jauh lebih besar, serta memesan paket modernisasi untuk gelombang pertama. Melalui strategi ini, Rusia dapat menjaga bahwa seluruh varian T-14 yang dimilikinya di masa mendatang akan memiliki kualitas yang serupa. Kita tunggu saja. (Aryo Nugroho)