N219 PT DI - LAPAN |
Pesawat N219 yang sudah disiapkan sejak pagi-pagi hari sekali matahari terbit oleh segenap teknisi PTDI tersebut seakan siap untuk menjawab tantangan yang diiringi doa oleh segenap rakyat Indonesia yang mendambakan bangkitnya industri dirgantara Indonesia. Pesawat ditarik keluar dari hangar untuk dilakukan pengecekan. Bahan bakar dipastikan cukup, dan seluruh kendali dipastikan siap melalui inspeksipra penerbangan. Cuaca yang cerah berawan seakan menggoda N219 untuk segera mengangkasa.
Pukul 07.30 awak yang akan menerbangkannya memasuki pesawat. Penerbangan perdana yang oleh PTDI disebut dalam rangkaian test flight ini ada di bawah kendali pilot uji wanita satu-satunya di Indonesia, Captain Esther Gayatri Saleh yang sudah terhitung pilot veteran dan telah menerbangkan berbagai pesawat buatan PTDI ke seluruh penjuru dunia.
Persiapan mendalam, pengecekan instrumen untuk memastikan semua bekerja baik dilakukan oleh pilot sekali lagi, yang menjadi prosedur wajib dalam test flight kali ini. Maklum saja, dalam penerbangan perdana, yang dihadapi adalah ketidakpastian, sehingga tidak boleh ada ruang untuk kesalahan.
Di bawah tatapan puluhan undangan dan pegawai PT. Dirgantara Indonesia, N219 yang dijadwalkan untuk melaksanakan penerbangan perdana pada hari ini, 16 Agustus 2016 perlahan-lahan menggelinding untuk menuju posisi lepas landas di runway bandara Husein Sastranegara.
Pada pukul 9.00, pesawat yang sudah ada di ujung runway nampak menambah tenaga mesin, yang terdengar meraung semakin kencang. Bak anak panah yang terlepas dari busurnya, N219 berlari kencang dalam terminal velocity, ban depan terangkat dari landasan, diikuti ban belakang. N219 itu melesat cepat ke angkasa, membelah dirgantara raya di langit Bandung. Pesawat diterbangkan ke arah Barat, yang minim rumah-rumah penduduk sehingga diharapkan kalau ada sesuatu yang bermasalah maka dapat diantisipasi dengan aman.
Dengan penerbangan uji perdana ini N219 seakan terlepas dari kungkungannya. Jika selama ini N219 hanya melakukan uji lompatan dan kemudian 'dipaksa' mendarat lagi, pesawat yang didesain sebagai jagoan rute perintis itu terbang bebas membawa nyala obor semangat pencapaian teknologi Indonesia.
Penerbangan uji N219 selama kurang lebih 40 menit tersebut berlangsung dengan lancar, sampai N219 menjejakkan kembali roda-rodanya di Husein Sastranegara. Hutang PT Dirgantara Indonesia pun lunas sudah, hutang janji untuk menerbangkan N219 yang sempat tertunda. Tinggal berlari mengejar ketertinggalan.
Apa yang dicapai hari ini merupakan pembuktian, sebagai sarana untuk memastikan bahwa rencana penerbangan perdana N219 yang rencananya akan disaksikan oleh Presiden Jokowi dapat berlangsung dengan lancar tanpa halangan. Selamat untuk PT Dirgantara Indonesia! (Aryo Nugroho)