Tank Amfibi Norinco Type-63, dari Meniru Jadi Pembaharu - Radar Militer

18 Agustus 2017

Tank Amfibi Norinco Type-63, dari Meniru Jadi Pembaharu

Tank Amfibi Norinco Type-63
Tank Amfibi Norinco Type-63 

Pada saat hubungan Uni Soviet dan Republik Rakyat China akhirnya membeku, RRC mau tidak mau akhirnya mengembangkan industri pertahanan mereka sendiri dengan melakukan reverse engineering. Untuk armada marinirnya, PT-76 yang tadinya dipasok Negeri Beruang Merah yang jadi sasaran bongkar dan bangun ulang. Hasilnya adalah tank amfibi Norinco Type 63, yang dipersenjatai dengan meriam berkaliber jauh lebih besar dari PT-76.
Tiongkok sukses dengan Type 63, yang boleh dibilang diproduksi dalam jumlah yang lebih besar, dan terus menerus disempurnakan oleh RRC untuk kebutuhan PLA. Type 63 pula yang laris manis diekspor ke berbagai negara yang dipengaruhi oleh RRC, utamanya Kamboja (10 unit), Korea Utara (200-an unit), Myanmar (105) dan bahkan Vietnam (150 unit) yang notabene malah pernah diserbu oleh RRC. Banderol harga yang lebih murah dibanding rakitan Uni Soviet juga menjadi iming-iming yang sangat menggiurkan.
Proyek awal Type 63 dibebankan kepada Institut Teknik Militer Tiongkok yang membongkar habis PT-76 yang kemudian ditransfer ke Institut Riset No. 60. Sejumlah kopian PT-76 yang sementara disebut Type 60 kemudian berhasil dibuat, namun tidak dilanjutkan kedalam fase produksi besar. Seluruh data mengenai Type 60 akhirnya ditransfer kembali ke Pusat kesenjataan Kavaleri PLA dan pabrik negara No. 615, dan terus menerus dipindahkan ke pabrik negara No. 256, sebelum akhirnya berhasil mencapai produk final berupa tank amfibi Type 63.
Produk akhir Type 63 memiliki sejumlah perbedaan mendasar dibandingkan dengan PT-76. Sebagai contoh, adalah penggunaan mesin diesel 12 silinder Model 12150-L yang berdaya 400hp yang jauh lebih bertenaga dibandingkan dengan PT-76. Ini memberikan ruang tumbuh yang lebih besar, termasuk untuk pemasangan meriam yang lebih besar atau lapisan baja yang lebih tebal. Type 63 juga tidak menambahkan filter Nubika yang dianggap tidak diperlukan, sehingga bisa semakin menghemat bobot.
Hull dari Type 63 dibuat dari baja canai gulung standar industri baja, yang dibuat dengan teknologi pengelasan yang lebih murah dibandingkan teknik cetak atau laminasi. Kompartemennya masih sama dengan PT-76: pengemudi di depan, kubah di tengah dan mesin termasuk waterjet dibelakang.
Yang membedakan, jika dilihat dari samping, bagian glacis terlihat nyaris lurus, mungkin hanya 15 derajat, dibandingkan PT-76 yang sedikit lebih curam. Pengemudi memasuki kendaraan melalui hatch yang terbuka mengayun ke kiri, dan dilengkapi tiga periskop untuk membantunya mengemudi. Pada malam hari, tersedia lampu infra merah di sebelah kanan agar pengemudi dan komandan dapat melihat dalam kegelapan.
Kubah Type 63 memiliki ukuran yang jauh lebih besar dibandingkan PT-76, dimana komandan dan penembak duduk disebelah kiri dan pengisi meriam ada disebelah kanan. Berbeda dengan PT-76 yang menggunakan satu hatch untuk keluarnya kru dari dalam kubah, pada Type 63 hatch komandan dan pengisi dibuat berbeda. Hatch komandan dibuat terbuka kedepan, dan pengisi terbuka kebelakang.
Meriam yang digunakan pada Type 63 diambil dari tank sedang Type 62, berkaliber 85mm, yang mampu menembakkan munisi APDS (prekursor dari APFSDS), HEAT atau HE. Meriam 85mm ini memiliki recoil sejauh 280-320mm, sehingga membutuhkan ruang dalam kubah yang jauh lebih besar. Jarak jangkau meriam ini mampu mencapai 5.200 meter, atau 12.500 meter dengan tembakan melambung.
RRC juga mempersenjatai Type 63 dengan lengkap. Selain meriam utama, tersedia senapan mesin koaksial dan senapan mesin antipesawat 12,7mm Type 54 yang diadopsi dari senapan mesin M1938/ DshKM “Dushka”. Kalau dirasa kurang, untuk awaknya disediakan rudal panggul QW-2 untuk mengatasi helikopter atau pesawat tempur yang terbang rendah.
Perubahan interim pada Type 63 adalah penambahan sistem laser rangefinder untuk meningkatkan akurasi penembakan meriam 85mm, namun hal ini dirasa kurang memadai terutama karena perkembangan terkini menunjukkan bahwa meriam 85mm usang saat harus berhadapan dengan generasi MBT berikutnya. Oleh karena itu, Type 63 diupgrade menjadi type 63A dengan penempatan satu kubah baru berkode BK1970 yang mampu menampung meriam 105mm beralur.
Meriam 105mm baru ini distabilisasi pada 2 sumbu, sehingga Type 63A mampu menembak saat bergerak dalam kecepatan rendah. Jenis munisi yang bisa ditembakkan oleh meriam 105mm tersebut meliputi munisi APFSDS generasi baru yang dikendalikan oleh sistem kendali penembakan yang juga sama-sama baru. Mengingat bobot kendaraan yang bertambah karena penambahan kubah yang lebih berat, maka pada bagian depan dan belakang ditambahi ruang kosong untuk meningkatkan daya apungnya di permukaan air. (Aryo Nugroho)

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda

- Berkomentarlah yang sopan dan bijak sesuai isi artikel/ berita;
- Dilarang berkomentar SPAM, SARA, Politik, Provokasi dsb