Pinguin B3 ROV |
Dalam melaksanakan tugas asasinya sebagai pendeteksi, pemburu, dan penyapu ranjau, sudah sewajarnya bila kapal sapu ranjau dilengkapi dengan wahana bawah air nirawak atau yang dikenal sebagai ROV (Remotely Operated Vehicle). ROV bermanfaat untuk mendeteksi ancaman dari jarak yang aman sehingga kapal utama tidak terancam oleh ranjau, khususnya tipe magnetik.
Nah, kapal sapu ranjau Frankenthal yang dipesan TNI AL dari galangan kapal Lurrsen Jerman pada masa awal kehadirannya dilengkapi dengan sistem ROV tipe Pinguin B3. Pinguin B3 sendiri didesain atas permintaan AL Jerman setelah pengalaman yang mereka terima saat mengoperasikan kapal sapu ranjau Kelas 331-B. Perusahaan yang membuatnya adalah Messerschmit Bolkow Blohm (MBB).
Bentuk Pinguin 3 sendiri seperti torpedo yang bantet dan gemuk, berwarna oranye dan memiliki sistem propulsinya sendiri berupa dua buah propeller yang bisa dibelokkan arahnya. Pinguin B3 dilengkapi dengan lengan mekanik untuk menempelkan bahan peledak ke ranjau yang hendak disapu bersih. Satu kapal Frankenthal membawa dua Pinguin B3 yang disimpan dalam hangar.
Pengendalian dilakukan melalui kabel serat optik yang melindungi kanal video, televisi, dan data yang dianalisa melalui konsol Atlas NBD yang ada di Pusat Informasi Tempur. Pinguin B3 sendiri membawa sonar aktif tipe Atlas DDSX-11 yang digunakan untuk mendeteksi posisi dan keberadaan ranjau.
Pinguin B3 sendiri dilengkapi dengan dua unit bahan peledak yang masing-masing memiliki bobot 125 kilogram, sanggup meledakkan segala jenis ranjau laut yang terdeteksi. Peluncurannya dilakukan secara otomatis menggunakan crane. Saat selesai dioperasikan, crana akan mengangkat kembali Pinguin B3 ke atas kapal.
Pinguin B3 sendiri dilengkapi dengan dua unit bahan peledak yang masing-masing memiliki bobot 125 kilogram, sanggup meledakkan segala jenis ranjau laut yang terdeteksi. Peluncurannya dilakukan secara otomatis menggunakan crane. Saat selesai dioperasikan, crana akan mengangkat kembali Pinguin B3 ke atas kapal.
Skema penggunaan Pinguin B3 biasanya akan dilakukan pada saat kapal berhasil mendeteksi keberadaan ranjau menggunakan sonar Atlas DSQS-11M, maka Pinguin B3 akan diluncurkan dan akan berenang secara otomatis mendekati posisi target yang sudah ditandai. Operator bisa melihat situasi di dalam air melalui layar televisi yang menerima tangkapan kamera berpencahayaan rendah dan didukung lampu sorot.
Sonar DDSX-11 yang terpasang di hidung Pinguin B3 akan mulai mengidentifikasikan ranjau sasaran, yang tetap andal walaupun air di kedalaman keruh atau berarus. Gambaran dari ranjau yang dihadapi tersebut akan dikirim ke operator, dan bila memang ranjau akan dihancurkan, bahan peledak dapat dilepaskan dan ditempelkan ke ranjau, kemudian Pinguin akan mundur dan peledak bisa didetonasikan dari jarak jauh.
Saat ini Pinguin B3 sendiri sudah dipensiunkan dan penggantinya adalah SAAB Sea Owl ROV. Namun begitu, Frankenthal sendiri bisa diintegrasikan dengan banyak sistem ROV lainnya pula. Alternatif lain adalah sistem PAP-104 Mk5 buatan Perancis, yang dipasang pada Frankenthal pesanan Turki. (Aryo Nugroho)