Rudal Patriot buatan Raytheon AS |
Swedia membeli sistem pertahanan udara rudal Patriot buatan Raytheon senilai 1,2 miliar dolar AS. Ketertarikan pada sistem pertahanan udara ini menguat di tengah meningkatnya ketegangan regional dan meningkatnya teknologi rudal balistik secara global.
Apalagi negara yang selama ini dianggap rival Barat, seperti Iran, Korea Utara dan Rusia, telah membuat kemajuan dalam teknologi rudal mereka.
Pemerintah Swedia dalam sebuah perundingan dengan perusahaan Amerika Serikat, Raytheon, Selasa (7/11),
mengatakan pengiriman rudal patriot itu di mulai tahun 2020 dan sistem tersebut akan beroperasi paling lambat 2025.
mengatakan pengiriman rudal patriot itu di mulai tahun 2020 dan sistem tersebut akan beroperasi paling lambat 2025.
"Berdasarkan tender ini dan keputusan Riksdag (Parlemen Swedia) mengenai proposal untuk mendapatkan sistem
pertahanan udara jarak menengah baru dalam RUU anggaran 2018, pemerintah akan membuat keputusan akhir mengenai akuisisi tersebut, selama tahun 2018," kata pemerintah Swedia sebagaimana dikutip Reuters, Rabu
(8/11).
pertahanan udara jarak menengah baru dalam RUU anggaran 2018, pemerintah akan membuat keputusan akhir mengenai akuisisi tersebut, selama tahun 2018," kata pemerintah Swedia sebagaimana dikutip Reuters, Rabu
(8/11).
Raytheon mengatakan, pengumuman Swedia membawa mereka lebih dekat untuk bergabung dengan kelompok negara-
negara Eropa yang bergantung pada Patriot untuk bertahan melawan rudal balistik dan jelajah, serta pesawat tempur yang canggih.
negara Eropa yang bergantung pada Patriot untuk bertahan melawan rudal balistik dan jelajah, serta pesawat tempur yang canggih.
Raytheon telah membangun lebih dari 220 unit Patriot dan mengirimkannya ke pelanggan di 13 negara termasuk Belanda dan Jerman.
Administrasi Materiel Pertahanan Swedia (FMV) telah diberi wewenang untuk mengirimkan letter of request ke Amerika Serikat, dan untuk melakukan negosiasi pengadaan sistem Patriot. Nilai kontrak diperkirakan melebihi 10 miliar krona Swedia (1,2 miliar dolar AS).
Sementara pemasok senjata nomor 1 dari Pentagon, Lockheed Martin Corp, mengatakan pada bulan Agustus pelanggannya ingin mempertahankan diri dari kemungkinan serangan rudal yang masuk dan semakin banyak bertanya mengenai sistem pertahanan rudal. (Angga Saja - TSM)
Sumber : gardanasional.id