Elbit AAIH |
AH-64E Apache Guardian milik Korps Penerbad TNI AD yang dibeli pada masa Presiden SBY namun baru datang pada era Presiden Joko Widodo mulai bermunculan di dunia maya. Dalam salah satu foto yang dikirimkan oleh rekan penulis Weka G. Cha Bi, terkonfirmasi bahwa awak pilot AH-64E Apache Guardian Korps Penerbad TNI AD mengenakan helm AAIH atau Apache Aviator Integrated Helmet. Komandan Puspenerbad Mayjend TNI Besar Harto nampak mengenakan AAIH saat mencoba AH-64E di Semarang.
AAIH merupakan helm canggih pilot AH-64E yang dibuat oleh perusahaan Elbit Systems of America, yang merupakan anak perusahaan dari perusahaan senjata kondang Elbit dari Israel. Ketopong helmnya sendiri dibuat oleh perusahaan Gentex dari Amerika Serikat. Pada bulan Februari 2015, AD AS mengumumkan bahwa mereka mengumumkan kontrak pengadaan untuk helm AAIH yang diperuntukkan bagi penjualan militer ke luar negeri, dalam hal ini ke Indonesia,
Indonesia bukan sengaja memilih AAIH buatan Israel, namun memang helm buatan Elbit tersebut yang merupakan paket standar dari program IHADSS-21 atau Integrated Helmet and Display Sight System abad-21 yang khusus disediakan untuk heli AH-64E. Angkatan Darat AS juga memilih helm ini untuk AH-64E yang dibelinya. Inilah resiko kalau ketergantungan atas alutsista luar tinggi, kadang kita tidak bisa memilih sumber pemasok yang aman secara politis.
AAIH menggabungkan antara helm pelindung, sistem display sasaran, dan optik bidik dalam satu paket sehingga pilot dan juru tembak memiliki kewaspadaan situasional tertinggi, sebisa mungkin tak perlu banyak melihat panel navigasi. Helm ini juga kompatibel dengan M-TADS/PNVS (Modernized Target Acquisition Designation Sight/ Pilot Night Vision Sensor).
Monokular di sisi kanan helm menyediakan display yang berisi data navigasi, informasi instrumen vital, dan simbologi untuk membidik sasaran yang dipasok oleh sensor M-TADS/PNVS yang terpasang di hidung AH-64E. Display tersebut berukuran 40 x 30 derajat, cukup luas untuk membantu mengunci sasaran hanya dengan membidikkan dan mempaskan lensa di helm dengan sasaran sehingga kanon atau rudal Hellfire bisa ditembakkan hanya dengan melotot ke arah sasaran.
Hebatnya, antara pilot dan juru tembak bisa berbagi data video yang dilihat yang lainnya sehingga meningkatkan kerjasama, atau pilot bisa menguncikan sasaran bagi juru tembak sehingga juru tembak bisa membidik sasaran yang ditunjuk oleh pilot. Helm ini juga memampukan pilot untuk menerbangkan AH-64E dengan sangat rendah menggunakan pandangan malam hanya dengan menggerakkan kepala untuk melihat kondisi di sekitarnya saja. (Aryo Nugroho)
Sumber : https://c.uctalks.ucweb.com