Polisi Militer Rusia |
Berbeda dengan negara-negara lain, Rusia baru memiliki kesatuan Polisi Militer pada tahun 2011. Mereka dibentuk untuk menangani penegakan disiplin di dapan militer Rusia. Dengan seragam khas berupa baret merah dan penanda lengan hitam, 20 ribu Polisi Militer di bawah pimpinan LetJend Vladimir Ivanovskii harus bekerja keras mereformasi militer Rusia yang terkenal punya disiplin rendah.
Sebagai kesatuan militer, Polisi Militer Rusia pun ditugaskan ke Suriah untuk melakukan tugas pengamanan konvoi, membagikan bantuan, dan mengawal cekpoin di Allepo. Kontingen pertama PM Rusia ke Suriah berasal dari Batalyon Kaukasus Utara yang banyak anggotanya berasal dari orang-orang Chechnya dan beragama Islam sehingga mudah membaur dengan orang Suriah.
Pada awal September 2017 seperti dikisahkan oleh media Rusia TASS dan Sputnik (30/10), satu kontingen PM yang ditugaskan ke Propinsi Idlib menemukan bahwa mereka dikepung oleh milisi dari Jabhat Al Nusra yang berafiliasi ke Al Qaeda. Kontingen PM yang dipimpin oleh Mayor Yusup Mamatov sedang melakukan monitoring atas gencatan senjata yang dilakukan antara pasukan pemerintah Suriah dan berbagai faksi yang terlibat.
Situasi semakin tidak menentu ketika akhirnya pada 19 September para milisi Jabhat Al Nusra menyerang pos Polisi Militer dengan menghujani mortir ke arah markas PM Rusia tersebut. Polisi Militer yang sebenarnya tidak ditugaskan untuk bertempur di garis depan pun segera membentuk perimeter untuk mempertahankan posisi mereka agar tidak direbut oleh lawan.
Kontak tembak pun berlangsung dengan sangat sengit. Polisi Militer Rusia yang jumlahnya 20an orang tersebut kalah senjata dan kalah posisi karena hanya memiliki senapan serbu, lawan menggunakan peluncur roket dan senapan mesin. Posisi mereka terkepung total dari segala posisi. Beruntung, radio masih bekerja sehingga para PM itu bisa memanggil bala bantuan ke markas.
AU Rusia segera meluncurkan flight pesawat serang darat Su-25 Frogfoot yang dilengkapi dengan tabung roket. Dua gagak tempur itu segera lepas landas dari pangkalan udara Khmeimim dan menuju Idlib. Menit demi menit berlalu sementara suara ledakan semakin intens dan dekat, para Polisi Militer itu diperintahkan markas untuk menunjukkan posisi mereka dengan jelas.
Para Polisi Militer tersebut sempat kebingungan karena mereka tidak punya penanda laser seperti unit garis depan agar bisa dikenali pilot dari udara. Namun di saat genting itu Mayor Mamatov tak kehabisan akal. Ia naik ke atas tingkap markas dan menaikkan bendera Rusia tinggi-tinggi lalu berteriak di Radio, “Kau lihat bendera Federal Rusia yang berkibar? Itulah kami, jangan tembak benderanya, demi negara kita, Rusia!”
Walaupun transmisi radio itu harus direlay ke markas baru kemudian ke pilot-pilot Su-25, para pilotnya langsung mengerti. Mereka melewati posisi para polisi militer tersebut untuk memastikan sambil memetakan arah tembakan dan posisi milisi Jabhat Al Nusra.
Tepat ketika lawan semakin mendekatkan truk-truk pikap teknikal mereka dan milisi lawan bergerak cepat menuju pos para polisi militer, raungan jet Su-25 terdengar keras. Dan pada lintasan kedua, jet-jet tempur tersebut yang terbang dalam ketinggian rendah segera membuang muatannya berupa roket 80mm dan bom ke arah beberapa titik asal tembakan. Bersambung (Aryo Nugroho)
Sumber : https://c.uctalks.ucweb.com