Ilustrasi |
Salah satu tantangan terbesar bagi operasi serangan udara adalah tebal dan ganasnya sistem pertahanan udara lawan. Jika lawan menggelar rudal anti pesawat serta kanon, akan menderitalah pesawat penyerang menghadapi jajaran tirai logam yang siap mengoyak lapisan tipis kulit pesawat.
Oleh karena itu, Negara-negara pembuat persenjataan sibuk melakukan riset senjata stand off atau senjata yang bisa dilepaskan dari jarak sangat jauh, sehingga pesawat pembawa tidak perlu masuk ke dalam wilayah udara lawan dan menghindari jangkauan radar serta sistem senjata musuh.
Media RT (9/1) memberitakan bahwa militer Rusia saat ini tengah mengembangkan bom canggih yang bisa dijatuhkan pesawat pembom tanpa perlu memasuki wilayah udara musuh, karena bisa melayang puluhan kilometer setelah dilepaskan dari pesawat pembawa. Ada kemungkinan bom tersebut dikembangkan dengan memasang kit pemandu dan sayap lipat pada bom yang sudah ada.
Mengembangkan bom layang memiliki keunggulan karena tidak bisa dideteksi oleh radar lawan atau dijejak oleh rudal anti pesawat, mengingat ukurannya yang kecil dan tidak memancarkan elemen panas dari nosel seperti halnya rudal. Lawan tidak akan mengira jika posisinya dibombardir sampai bom pertama berhasil mendarat dan meledak.
Kepala perusahaan senjata Techmash Vladimir Lepin mengatakan bahwa bom baru yang dikembangkan perusahaannya diberi nama ‘Drei’, atau yang dalam Bahasa Rusianya berarti bor. Drei memiliki atau masuk dalam bom kelas 500 atau 500 kilogram dan dilengkapi sistem pemandu, namun tidak dijelaskan apakah sistem elektro optik ataukah laser. Bom 500 kilogram sendiri jamak digunakan oleh jet tempur dan pembom
Pengujian bom Drei dilakukan pada 2016 di bawah arahan Departemen Pertahanan dan apabila semuanya lancar akan dioperasionalkan pada 2018. Drei sendiri mengambil bentuk bom tandan, yang efektif untuk menghancurkan infrastruktur seperti jalan raya, formasi tank, atau lapangan udara, dan terdiri dari 15 sub munisi yang akan terlepas dan meluncur pada trayektorinya sendiri. (Aryo Nugroho)
Sumber : https://c.uctalks.ucweb.com