Prototipe Rudal Petir dengan Desain Baru |
Saat PT Sari Bahari memutuskan Petir berubah peran dari prototipe rudal permukaan ke permukaan menjadi target drone “Jalak,” maka tak lantas konsep rudal permukaan ke permukaan balistik dilupakan, justru manufaktur senjata asal Malang, Jawa Timur ini terus melanjutkan prototipe Petir. Bahkan diketahui desain rudal Petir terbaru telah mengalami perubahan yang signifikan.
Perubahan yang signifikan bukan saja dari cat loreng yang kini dibalut loreng putih coklat, melainkan dari fuselage dan vertical stabilizer. Jika pada desain Petir terdahulu model mirip dengan jet tempur F/A-18 Hornet, maka pada Petir generasi baru (102), nampak desain fuselage lebih terlihat lebih kaku namun memberi kesan tegas. Sekilas fuselage-nya rudal Petir terbaru mengingatkan pada desain rudal Taurus KEPD 350, sosok rudal jarak jauh anti jamming GPS lansiran MBDA Deutschland GmbH dan Saab Bofors Dynamics.
Sementara dari desain vertical stabilizer, jika Petir terdahulu menggunakan dua sayap tegak ala F/A-18 Hornet, maka di Petir terbaru memakai model konvensional dengan satu sayap tegak. Sementara desain ekor dan exhaust nampak serupa, begitu juga dengan rancangan sayap, tidak nampak perbedaan yang berarti dari generasi sebelumnya.
Pihak PT Sari Bahari menyebut, dengan model sayap seperti yang ada saat ini maka rudal memang dikhususkan untuk misi permukaan ke permukaan. “Kedepan kami berencana untuk mengembangkan Petir dengan model sayap lipat (folded wing), sehingga Petir kelak dapat diluncurkan dari pesawat tempur dengan peran sebagai rudal udara ke permukaan,” ujar nara sumber dari PT Sari Bahari kepada penulis. Pengembangan model folded wing memang dirasa penting, mengingat jika difungsikan di kapal perang misalnya, rudal yang dikemas dalam kontainer peluncur menutut desain sayap lipat.
Dilihat dari spesifikasi, Petir 102 tetap ditenagai mesin turbo jet dengan thrust 22 kgf (kilogram force). Kecepatan rudal ini 350 km per jam dengan jarak jaungkau 80 km. Peningkatan performance rudal petir dilakukan untuk pengembangan sistem kontrol auto pilot dan seeker (pemandu) dengan intertial dan GPS waypoint, serta pembuatan peluncur rudal serta pengembangan warhead. Untuk warhead (hulu ledak) bisa dibawa hingga 10 kg.
Scope of work dari pengembangan rudal petir ini dititikberatkan pada peningkatan kecepatan, jarak jangkau, sistem kontrol, dan uji fungsi. Dengan adanya target pengembangan tersebut maka terjadi perubahan airframe. Dalam rancangannya, rudal Petir sudah dibekali dengan onboard video camera. Saat ini PT Sari Bahari terus melakukan serangkaian uji coba untuk menyempurnakan desain rudal balistik ini. (Haryo Adjie)