Rusia Tak Gunakan Senjata Nuklir jika Diserang Musuh - Radar Militer

14 Februari 2018

Rusia Tak Gunakan Senjata Nuklir jika Diserang Musuh

Missil Nuklir Rusia
Missil Nuklir Rusia 

Kementerian Darurat Rusia merilis dokumen skenario respons militer jika Moskow diserang musuh. Moskow memilih merespons dengan serangan konvensional, bukan dengan serangan nuklir.
Respons militer Rusia dalam dokumen 164 halaman ini berbeda dengan respons yang akan diambil Amerika Serikat (AS) ketika menghadapi situasi serupa. Dalam dokumen Nuclear Posture Review (NPR) yang baru-baru ini dirilis pemerintah Presiden Donald Trump mempertimbangkan basalan serangan nuklir untuk setiap serangan konvensional yang menghantam Washington.
“Dalam sebuah konflik bersenjata, penggunaan senjata pemusnah massal, termasuk senjata nuklir, tidak mungkin terjadi,” bunyi dokumen dari Kementerian Darurat atau Emercom Rusia.
“Skenario yang paling mungkin terjadi adalah penggunaan senjata konvensional modern dan juga operasi oleh pasukan khusus,” lanjut dokumen tersebut, yang dikutip dari Russia Today, Minggu (11/2/2018).
Dokumen itu menyatakan, saat merencanakan operasi bantuan bencana, pihak berwenang Rusia harus mempertimbangkan bahwa musuh potensial tidak akan melakukan serangan yang ditargetkan atau ditujukan pada penghancuran populasi Rusia.
Membangun tempat penampungan bawah tanah dan memelihara fasilitas yang ada, termasuk bagian dalam skenario tersebut.
Kendati demikian, jika Rusia diserang musuh dengan senjata nuklir, kementerian itu menyatakan tidak berwenang untuk menilainya dan meramalkan skenario perang.
Seorang juru bicara Emercom mengatakan kepada Interfax bahwa dokumen tersebut didasarkan pada doktrin keamanan nasional Rusia saat ini. ”Ini disusun untuk para ahli pertahanan sipil dan dapat digunakan sebagai panduan untuk mengembangkan rencana yang relevan untuk melindungi masyarakat,” kata juru bicara tersebut.
Laporan Emercom disusun pada tahun 2017, pada tahun yang sama saat Presiden Vladimir Putin memerintahkan industri pertahanan Rusia dipersiapkan untuk “operasi masa perang”.
Moskow secara konsisten menyuarakan keprihatinan mengenai penumpukan militer NATO di Eropa Timur. Penumpukan militer tersebut melibatkan pengerahan sebuah kontingen NATO yang substansial ke negara-negara Baltik dan Polandia, serta menggelar sejumlah latihan militer yang menampilkan skenario perang darat konvensional. (Muhaimin)

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda

- Berkomentarlah yang sopan dan bijak sesuai isi artikel/ berita;
- Dilarang berkomentar SPAM, SARA, Politik, Provokasi dsb