3K60 Bal |
Di minggu pertama Maret lalu, Armada Baltik Angkatan Laut Rusia mengadakan latihan perang. Disimulasikan, Rusia mendapat serbuan amfibi dari detasemen kapal perang musuh di sepanjang Laut Baltik wilayah Kaliningrad. Wilayah ini berbatasan langsung dengan Polandia di sisi selatan dan dengan Lithuania di sebelah timur serta utara.
Alutsista yang didapuk untuk menghancurkan jajaran kapal musuh yang masih jauh dari pantai tersebut adalah sistem pertahanan pesisir 3K60 Bal. Barisan truk pengusung misil antikapal meluncurkan secara salvo masing-masing delapan rudal Kh-35. Dipastikan, sistem pertahanan kapal musuh tak berdaya dengan tindakan ini.
Berkisah mengenai 3K60 Bal, sistem ini dirancang oleh Tactical Missiles Corporation. Bal didapuk menjaga selat dan perairan teritorial, melindungi jalur laut lepas pantai, pangkalan Angkatan Laut, infrastruktur pantai, serta untuk mempertahankan pantai dari ancaman pendaratan amfibi yang dilakukan musuh.
Sistem 3K60 sendiri mulai menjalani uji coba pada musim gugur 2004 menggunakan rudal Kh-35 dan memasuki layanan dinas pada 2008. Lalu pada 2015 dikembangkan versi baru untuk meningkatkan jangkauan tembaknya menggunakan rudal baru Kh-35U.
Setiap baterai 3K60 Bal terdiri dari empat kendaraan peluncur 3F-60E yang mengusung delapan tabung rudal, empat kendaraan isi ulang berderek (Transloader) 3S-60E, dan sebuah kendaraan komando 3Ts-61E dilengkapi unit kontrol dan komunikasi serta sistem radar penjejak Mineral-E (Garpun-E versi ekspor). Semua kendaraan menggunakan basis truk MZKT-7930 berpenggerak roda 8×8.
Sistem rudal ini menawarkan mobilitas tinggi, waktu kesiapan tempur yang singkat, muatan rudal besar dan kemampuan peluncuran salvo yang terorganisasi. Rudalnya dapat diluncurkan dari situs yang berada di dataran tinggi hingga 1.000 meter di atas permukaan laut maksimal sejauh 10 km dari bibir pantai.
Sebagai tajinya, sistem 3K60 Bal dilengkapi dengan rudal jelajah 3M24 atau yang lebih kesohor sebagai Kh-35 Uran (Uranus) rancangan Zvezda yang dijuluki NATO sebagai SSC-6 Sennight. Kemampuan rudal antikapal ini digadang setara dengan RGM-84 Harpoon dari AS atau MM-40 Exocet dari Perancis.
Penargetan selama fase jelajahnya disediakan oleh sistem navigasi inersia dengan radio altimeter pulse dan di bagian akhir diambil alih oleh sistem pencari radar aktif. Kh-35 juga dilengkapi dengan sistem penargetan navigasi satelit.
Kh-35 meluncur dengan kecepatan subsonik 0,8 mach atau sekitar 980 km/jam dan bisa beroperasi dalam berbagai kondisi cuaca. Ketinggian terbang pada fase awal adalah 10-15 meter dan pada fase akhir akan turun hingga 1,5-4 meter di atas permukaan air laut.
Rudal sepanjang 4,4 meter dan berdiameter 42 cm ini memiliki kepala hulu ledak 145 kg. Rudal dirancang mampu menenggelamkan kapal tempur permukaan berbobot hingga 5.000 ton. Rudal juga efektif digunakan untuk meyasar kapal berjarak 5 hingga 120 km dari posisi truk peluncur berdiri.
Sistem pertahanan pesisir yang mendapat nama ekspor sebagai Bal-E ini baru diminati oleh India. Namun ‘kloningannya’ telah digunakan oleh Korea Utara yakni sistem KN-09 Kumsong-3 (Venus-3) dan oleh Vietnam yaitu KCT-15.
Lalu bagaimana dengan Indonesia? Sebagai salah satu negara yang memiliki garis pantai terpanjang di dunia rasanya sudah perlu mengakuisisi sistem ini, terutama untuk ditempatkan di Pulau Natuna langsung mengadap ke Laut China Selatan yang rawan konflik tersebut. (Rangga Baswara)
Sumber : http://www.angkasareview.com/