Respons Ancaman TNPPB - OPM, Menhan Ryamizard Ryacudu Nyatakan RI Siap Meladeni Perang - Radar Militer

01 April 2018

Respons Ancaman TNPPB - OPM, Menhan Ryamizard Ryacudu Nyatakan RI Siap Meladeni Perang

Operasi Militer
Operasi Militer 

Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengaku tidak gentar apalagi takut dengan ultimatum perang yang dikeluarkan oleh Tentara Nasional Pembebasan Papua Barat (TNPPB) -Organisasi Papua Merdeka (OPM).
Ryamizard menekankan kekuatan militer Indonesia lebih kuat dibandingkan kekuatan militer separatis OPM.
"Mereka (OPM) ajak perang? Ya perang aja. Orang ajak perang masa makan soto sih," kelakar Ryamizard di kantor Kementerian Pertahanan, Jakarta Pusat, Rabu (28/3).
Mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) itu menyebut ultimatum perang ini merupakan tugas TNI karena sudah mengancam keutuhan dan kedaulatan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Pokoknya kalau keselamatan bangsa kemudian kedaulatan rakyat, keutuhan bangsa terganggu itu urusan tentara," kata Ryamizard.
Lebih lanjut, Ryamizard percaya diri TNI dapat menanggulangi ancaman ini dengan mudah. Ia yakin dengan kekuatan militer TNI yang berjumlah setidaknya ratusan ribu personel aktif bisa melumpuhkan kekuatan separatis OPM dengan mudah.
"Mereka (OPM), mah, kecil. Malu sama veteran kalau saya tidak berani," ujar Ryamizard sambil menjentikkan jari.
Sebelumnya, pada 27 Februari 2018, Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) OPM, mengunggah video yang berisikan ultimatum perang di akun resminya. Adapun salah satu tuntutan TPNPB adalah agar PT Freeport dan seluruh perusahaan asing ditutup.
"Perang jangan berhenti, perang harus tanpa intervensi internasional di Papua. Ultimatum perang, saya sudah umumkan. Tujuan, kami ingin perang lawan TNI, Polri sudah tecantum dalam aturan TPN," kata Kepala Staf Operasi Komando Nasional TPNPB, G.Lekkagak Telenggen dalam video. (Dal)

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda

- Berkomentarlah yang sopan dan bijak sesuai isi artikel/ berita;
- Dilarang berkomentar SPAM, SARA, Politik, Provokasi dsb