Black Cat, Pasukan Khusus India yang Mengklaim Paling Jago di Seluruh Asia - Radar Militer

16 Mei 2018

Black Cat, Pasukan Khusus India yang Mengklaim Paling Jago di Seluruh Asia

Black Cat
 Black Cat 

Black Cat atau Kucing Hitam adalah julukan pasukan elit India. Nama formal pasukan ini sesungguhnya National Security Guards atau NSG.
Julukan Black Cat diambil dari seragam serba hitam yang selalu mereka pakai. Mereka juga memakai helm serbu dan perlengkapan lain yang juga serba hitam.
Pemerintah India membentuk pasukan ini pada 1985 untuk menyikapi sejumlah gangguan keamanan.
Melalui kebijakan Sekretaris Kabinet, NSG, berdiri atas dasar Akta Pengawalan Keamanan Nasional 1985.
Rentang tugasnya cukup luas namun selektif. NSG, misalnya, akan dilibatkan pada konflik-konflik yang berhubungan dengan masalah Khasmir.
Seperti diketahui, masalah menahun soal wilayah yang jadi rebutan India-Pakistan ini memang dinilai perlu penanganan khusus.
Selain itu, NSG juga akan dikerahkan untuk perlindungan tokoh VIP dari serangan teroris.
Secara spesifik, NSG atau Black Cat dilatih untuk, menetralisir ancaman teroris di instalasi vital, menanggulangi pembajakan di pesawat udara dan transportasi darat, membungkam serangan teroris pada kondisi spesifik, dan pembebasan sandera dalam kasus pembajakan.
Demikian percaya dirinya dan entah standar apa yang digunakan, NSG selalu membanggakan diri sebagai satuan elit antiteroris terbaik di Asia.
Anggotanya telah dilatih sedemikian rupa hingga amat fasih dalam melakukan serangan dadakan.
Menurut doktrin NSG seerangan kejutan tak selalu berarti tak ketahuan musuh.
Kejutan cenderung berarti bahwa pasukan khusus selalu memilih waktu, cara, dan dimana serangan sebaiknya dimulai. Pasukan khusus juga akan memilih teknik dan senjata yang paling tepat untuk suatu penyerbuan.
Dengan total kekuatan lebih 7.500 personel, NSG dibagi menjadi dua kesatuan. Satu, Special Action Group (SAG), dan kedua, Special Ranger Group (SRG).
Dengan kekuatan 54 persen dari NSG, SAG adalah pasukan inti penyerbu yang senantiasa berasosiasi dengan Angkatan Bersenjata India.
Sementara SRG adalah “sejawat” Polisi India yang akan senantiasa reaktif bila ada tugas-tugas pengisolasian wilayah.
Unit kombat terkecil dari NSG terdiri dari lima orang dengan komandan berpangkat kapten. Seberapa banyak tim yang akan dikirim, tergantung dari seberapa kompleks operasi yang harus dijalankan.
Sebagai gambaran, untuk kasus pembajakan, NSG biasa mengirim 50-90 personel.
Mereka akan hadir 30 menit setelah ada penugasan, dan ada pesawat Il-76 MD yang selalu siap membawa mereka kemana pun ditugaskan.
Menurut pimpinan NSG, keandalan anggotanya amat ditentukan oleh usia dan lama tugas.
NSG hanya terdiri dari tentara-tentara muda dengan kualifikasi tinggi, berdedikasi, namun bertugas tak lebih lama dari lima tahun.
Setelah itu mereka akan dikembalikan ke kesatuan awal, dan NSG akan mencari pengganti yang baru.
Personel NSG akan dipilih dari AB India, lalu dilatih selama 90 hari di fasilitas khusus di Manesar, 50 km dari New Delhi.
Seperti juga training pasukan elit di negara lain, hanya yang lulus yang berhak menyandang emblem pasukan khusus Black Cat, yakni Sudarshan Chakra.
Dari jumlah yang direkrut, NSG biasanya juga akan memilih beberapa diantaranya untuk berlatih di Israel. Di sana mereka akan memperdalam soal persenjataan dan ilmu antiteror lainnya.
Sejauh ini gangguan keamanan dominan dilakukan kelompok-kelompok militan di dalam negeri dan tentara Pakistan yang selalu merasa bahwa Khasmir bagian dari negara mereka.
Oleh karena itu jika ingin mengetahui reputasi SNG tak jauh dari medan konflik dengan kedua pihak.
Dalam daftar operasi SNG, pertama yang tercatat adalah penyerbuan ke Kuil Emas yang diduduki kelompok militan Sikh.
Operasi Black Thunder I ini berlangsung 30 April 1986. Hasil: tak ada korban, namun tak sebuah pun senjata ditemukan.
Dua tahun kemudian, pada 15 Mei 1988, NSG kembali menyerbu Kuil Emas setelah selama tiga hari kelompok militan Sikh tak mau beranjak dari kuil tersebut.
Dalam Operasi Black Thunder II, NSG bertindak lebih keras. Lima puluh satu anggota NSG dipecah menjadi beberapa unit lalu menyerang pada malam hari dengan roket, senapan mesin dan gas air mata.
NSG juga mengerahkan penembak jitu. Hasilnya,. seluruh anggota kelompok militan Sikh menyerah, dan dua anggota NSG terluka.
NSG juga punya pengalaman membungkam pembajak pesawat. Peristiwa ini terjadi pada 25 April 1994, dengan sandera 141 penumpang Boeing 737 Indian Airlines di Bandara Amritsar.
Setelah sehari menunggu, NSG melancarkan Operasi Ashwarmedh. Dengan jitu mereka berhasil menembak mati pelaku tunggal, Mohammed Yousuf Shah.
Seluruh penumpang pun berhasil diselamatkan.
Satu-satunya kasus yang tak berhasil ditangani pembajakan pesawat Indian Airlines nomor penerbangan IC814.
Peristiwanya terjadi Desember 1999, tak lama setelah pesawat dari Nepal ini mendarat di Bandara Amritsar, Punjab.
Otoritas bandara rupanya terlambat melapor ke kantor NSG, sehingga pesawat terlanjur meneruskan perjalanan ke Kandahar, Afghanistan.
Para pembajak menuntut dibebaskannya tiga kawan mereka yang dipenjara di India. Tak ada pilihan lain, New Delhi kemudian membebaskan mereka.
Berkaitan dengan pembajakan IC814, Pemerintah India kemudian menggelar program Air Marshal.
Di bawah supervisi NSG, sejumlah awak kemudian dipersenjatai pistol dengan peluru letal kecepatan rendah.
Peluru ini dipilih untuk memperkecil risiko mencelakai penumpang.
Sebagai kelanjutan program, sejumlah personel NSG kemudian ditempatkan di delapan bandara sensitif.
Khususnya bandara yang berada di sekitar perbatasan Paskistan dan Timur Laut India. (Agustinus Winardi)

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda

- Berkomentarlah yang sopan dan bijak sesuai isi artikel/ berita;
- Dilarang berkomentar SPAM, SARA, Politik, Provokasi dsb