US Navy SEAL |
Juli 1997, sejumlah personel SEAL dikirim ke Bosnia dengan misi menangkap tiga penjahat perang dan kemanusiaan Simo Drljaca, Dr Milan Kovacevic, dan Jenderal Radislav Kristic.
Simo dikenal sebagai komandan polisi rahasia kawasan Prijador dan dalang pembunuhan ribuan warga muslim Bosnia serta etnis Kroasia.
Sebagai seorang businessman, Simo memanfaatkan kekuasaannya dengan cara merampas tiap rumah warga muslim lalu menjualnya kepada pembeli lain.
Perampasan yang selalu disertai pembantaian pemilik rumah itu telah memakan ribuan korban.
Milan kendati pekerjaannya berkaitan dengan kesehatan dan kemanusiaan, sebagai walikota Prijador ia telah membuat kebijakan rasial sehingga menimbulkan aksi pembantaian yang memakan ribuan nyawa.
Sedangkan Jenderal Kristic dikenal sebagai komandan pasukan Fouth Force dan bertanggung jawab atas pembantaian 10 ribu warga muslim Bosnia.
Tim SEAL yang berangkat dari AS menuju Tuzla, pangkalan AU AS yang lokasinya dekat Bosnia, diterbangkan dengan pesawat angkut C-130 secara rahasia.
Untuk mengelabuhi mata-mata milisi Bosnia yang terus menerus mengawasi Lanud Tuzla, SEAL yang dipimpin Letnan Mike Dilon diangkut di dalam kontainer yang telah dirancang khusus.
Begitu mendarat di Tuzla, SEAL langsung bergabung dengan SAS Inggris yang dipimpin Commander Michael Lowery.
Dalam operasi gabungan itu, SEAL bertugas sebagai pendukung komunikasi dan misi pengintaian personel SAS.
Baca juga: Minggu Neraka Pendidikan Paling Brutal Navy SEAL untuk Menentukan Seseorang Lulus atau Gagal Jadi Anggota Angkatan Laut AS
Setelah mendapat briefing, kedua pasukan segera memasuki kawasan Bosnia secara rahasia dan menempati rumah yang dijadikan markas sementara di pinggiran kota Prijador.
Dari markas itu, SEAL memasang alat komunikasi canggih yang langsung menghubungkan markas kendali di Lanud Tuzla sekaligus mengendalikan operasi pasukan di lapangan.
Untuk memburu target, langkah awal SEAL dan SAS adalah melakukan pengintaian langsung ke rumah tersangka.
Setelah pengamatan terhadap rumah, situasi perjalanan, dan kantor tersangka dianggap cukup, tim lalu melaksanakan pengintaian secara kontinyu dan intensif menggunakan pesawat tanpa awak.
Dari pengintaian UAV terhadap Simo, Milan maupun Jenderal Kristic, SAS dan SEAL berkesimpulan penangkapan terhadap ketiga buronan tidak bisa dilaksanakan di rumah masing-masing karena penjagaan yang sangat ketat.
Simo direncanakan akan disergap saat memancing di danau pribadinya.
Milan akan diringkus di ruang kerjanya di rumah sakit, dan Jenderal Kristic direncanakan akan dianggap dalam perjalanan menuju tempat relasi bisnisnya, Banja Luka yang terletak di sebelah selatan kota Prijador.
SEAL dan SAS lalu dibagi jadi dua grup, A dan B. Grup A bertugas menangkap Simo sedangkan Grup B meringkus Milan.
Untuk meringkus Simo di tempat pemancingannya, Grup A disusupkan dengan helikopter. Grup B yang bertugas meringkus Milan di rumah sakitnya, menyusup menggunakan tiga mobil.
Satu mobil pengangkut obat-obatan yang kemudian disulap jadi ambulan, mobil pengiring, dan satu mobil lagi disembunyikan di tempat khusus nantinya digunakan saat membawa Milan ke Lanud Tuzla.
Operasi Grup A yang diwarnai tembak menembak dan menewaskan Simo, berjalan lancar karena target berhasil dilumpuhkan dan kemudian jasadnya dievakuasi melalui helikopter.
Grup B yang dalam operasi awalnya sempat terhambat resepsionis rumah sakit, akhirnya berhasil masuk keruang Milan, membiusnya, dan membawanya menuju Lanud Tazla.
Sementara Jendral Kristic yang operasi penangkapannya baru dilaksanakan tahun 1998, berhasil diringkus setelah melalui insiden kecil.
Milan dan Jenderal Kristic akhirnya berhasil dihadapkan ke Mahkamah Internasional di Den Haag dan mendapat hukuman berat.
Dr Milan sendiri kemudian meninggal di tahanan akibat serangan jantung. Misi SEAL di Bosnia merupakan operasi yang berhasil karena selain sukses juga tak ada personel yang gugur. (Agustinus Winardi)
Sumber : intisari.grid.id