Javelin Joint Venture, yang merupakan kemitraan Raytheon dan Lockheed Martin, menandatangani Nota Kesepahaman (MOU) dengan Bharat Dynamics Limited (BDL) India untuk mengeksplorasi kemungkinan produksi bersama sistem rudal anti-tank Javelin untuk memenuhi potensi kebutuhan masa depan Kementerian Pertahanan India.
![]() |
Javelin |
"Kami ingin bekerja sama dengan BDL, produsen sistem senjata berpemandu terkemuka, untuk mengevaluasi kemungkinan pembuatan Javelin di India," kata David Pantano, vice president Javelin Joint Venture. "Dengan pengalaman 50 tahun BDL, dikombinasikan dengan keandalan Javelin dan kinerja yang telah terbukti, kami sangat senang melihat bagaimana kemitraan ini akan mendukung kebutuhan Kementerian Pertahanan India."
Commodore Siddharth Mishra (Purn.), CMD, Bharat Dynamics Limited menyatakan bahwa dorongan BDL di tahun-tahun mendatang adalah untuk terus berinvestasi dalam infrastruktur, mengotomatisasi lini produksinya, mengadopsi peningkatan proses yang berkelanjutan dan ekspor.
Javelin adalah sistem senjata anti-tank dan multi-target presisi yang dioperasikan oleh satu orang. Menggunakan teknologi "fire-and-forget" yang canggih yang mampu menghancurkan sasaran hingga 4 kilometer disebagian besar kondisi operasional, senjata itu memandu dirinya sendiri ke sasaran tanpa perintah, kendali, atau penunjukan sasaran secara eksternal.
Lintasan Javelin yang dioptimalkan, pemandu otomatis dan kemampuan penetrasi tinggi memberikan kinerja yang tak tertandingi terhadap armor berat dan ringan, serta sasaran "lunak" dan tidak beraturan di semua kondisi cuaca dan wilayah geografis.
Dengan fitur intuitif pengguna Javelin, kemahiran operator dapat dibentuk dan dipertahankan hanya dengan 72 jam simulasi pada perangkat pelatihan dalam ruangan, sehingga dapat mengurangi biaya dan waktu terkait pelatihan.
Javelin saat ini beroperasi di 18 negara. Javelin Joint Venture telah menghasilkan lebih dari 45.000 pucuk rudal untuk militer AS dan asing. Sistem senjata Javelin terus dikembangkan secara teratur untuk tetap berada di depan dalam ancaman yang semakin maju dan diharapkan akan berada dalam inventaris operasional militer AS hingga tahun 2050.(Angga Saja-TSM)
Sumber : armyrecognition.com