Jejomar Binay |
Pemerintah Malaysia memanggil duta besar Filipina di Kuala Lumpur, Kamis (3/3/2016), terkait pernyataan seorang calon presiden negeri itu.
Jejomar Binay, wakil presiden sekaligus kandidat terkuat dalam pilpres Mei mendatang, pekan lalu menyatakan dia akan mengupayakan klaim terhadap Sabah, yang kini adalah wilayah Malaysia.
"Kita akan mengajukan klaim kita terhadap Sabah. Mengapa kita harus menyerahkan sesuatu yang menjadi hak kita?" ujar Binay dalam sebuah kampanye seperti dikutip sejumlah media Filipina.
Namun, pernyataan ini membuat telinga Kuala Lumpur memerah dan memutuskan untuk memanggil perwakilan diplomatik Filipina.
"Kuasa usaha menjelaskan posisi Filipina (kepada Malaysia)," kata juru bicara Kemenlu Filipina, Charles Jose.
Sang kuasa usaha, lanjut Jose, menjelaskan bahwa pernyataan Binay, yang keluar dari lingkaran pemerintahan Presiden Benigno Aquino, tidak mencerminkan kebijakan pemerintah Filipina.
Meski, secara resmi Binay masih menjabat wakil presiden yang masa tugasnya selama enam tahun akan berakhir pada 30 Juni mendatang.
Di masa lalu Sabah memang menjadi bagian dari Kesultanan Sulu yang berada di wilayah selatan Filipina. Namun, pada 1870-an, Sultan Sulu menyewakan Sabah kepada Inggris.
Saat kekuasaan kesultanan memudar, para ahli waris kesultanan terus menerima pembayaran sewa Sabah dari Inggris.
Pembayaran ini masih terus dilakukan bahkan hingga Sabah menjadi bagian dari federasi Malaysia pada 1963.
Alasan masa lalu inilah yang mebuat sekitar 200 orang pengikut Sultan Sulu mendarat di Sabah pada Februari 2013.
Ratusan orang ini berusaha mengklaim kembali Sabah dari tangan Malaysia. Alhasil, mereka harus baku tembak dengan tentara Malaysia yang menewaskan 60 orang.
Saat itu, Presiden Aquino mengecam insiden tersebut dan kedua negara Asia Tenggara tersebut sejak itu mencoba mengubur masalah itu.
Sumber : http://internasional.kompas.com/read/2016/03/03/17493011/Capres.Filipina.Sebut.Akan.Klaim.Sabah.Malaysia.Geram