Kapal Selam SSK Project 636E (Improved Kilo) Vietnam |
Rusia memasok persenjataan dan peralatan militer ke Vietnam senilai hingga USD1,795 miliar di tahun 2014-2015, menurut database transfer senjata Stockholm International Peace Research Institute (SIPRI).
Menurut Stockholm Institute, pada tahun 2014 Vietnam menerima produk pertahanan Rusia senilai USD983 juta, dan pada tahun 2015 senilai USD812 juta. Pada 2015, Vietnam menduduki posisi ketiga dalam daftar Top-10 importir senjata dan peralatan militer terbesar senjata Rusia.
Vietnam menerima produk pertahanan di bawah kontrak yang ditandatangani pada tahun 2004-2013. Pada akhir 2015 Rusia memasok ke negara tersebut antara lain: 168 rudal anti-kapal (ASM) Kh-35 Uran (Kode NATO: SS-N-25), tiga sistem rudal permukaan-ke-udara (SAM) S-125TM Pechora-2TM (SA-3) yang telah di-upgrade, 43 rudal anti kapal/serang darat 3M-54E/3M-14E Klub (SS-N-27), 65 torpedo anti kapal (AST) 53-65, empat kapal selam SSK Project 636E (Improved Kilo), 65 torpedo anti kapal selam TEST-71, 8 pesawat tempur multirole Su-30MK2V (Flanker-C).
Dalam jangka waktu tersebut, Vietnam juga telah membangun empat kapal rudal Project 12418 (Tarantul V) di bawah lisensi Rusia dan telah menerima dua kapal jenis tersebut yang diproduksi dan dipasok oleh Rusia.
Kawasan Asia Tenggara mengalami pertumbuhan yang stabil dalam pengeluaran militer antara tahun 2010 dan 2014. Ada peningkatan bersih untuk semua negara di kawasan Asia Tenggara, rata-rata sekitar 37,6 persen. Negara-negara Asia Tenggara menghabiskan $38,2 miliar untuk pertahanan pada tahun 2014.
Semua negara mengalami peningkatan yang signifikan dalam belanja militer antara tahun 2010 dan 2014. Vietnam memimpin dengan kenaikan sebesar 59,1 persen, diikuti oleh Kamboja sebesar 56,2 persen, dan Indonesia sebesar 50,6 persen.
Sumber : http://armyrecognition.com/