PMRobotics JT-240 |
Untuk saat ini, CIWS (Close In Weapon System) Oerlikon Skyshield kaliber 35 mm yang dioperasikan Detasemen Hanud (Denhanud) Paskhas TNI AU adalah kanon SHORAD (Short Range Air Defence System) tercanggih yang ada di Indonesia. Namun untuk mensahkan predikat canggih dan handal pada kanon buatan Rheinmetall Air Defence Swiss ini, perlu dilakukan uji coba penembakan dalam menghadapi sasaran bergerak di udara.
Yang dimaksud sasaran bergerak di udara tak lain adalah drone. Ya, target drone masih dipercaya untuk menjajal kesiapan sistem alutsista dan awak kanon terhadap kondisi peperangan yang mendekati keadaan sebenarnya. Oerlikon Skyshield yang mengusung jenis laras Contraves 35/1000 kaliber 35 mm L79 GDF-007 dengan mekanisme gas serta pendingin berupa air, digadang mampu melibas sasaran berupa helikopter, jet tempur yang terbang rendah, sampai rudal jelajah. Kecepatan tembak kanon laras tunggal ini juga fantastis, yakni melontarkan 1.000 proyektil dalam satu menit. Tak heran bila PKR (Perusak Kawal Rudal) Martadinata Class TNI AL (aka - SIGMA Class 10514) juga mengusung versi naval kanon ini, yaitu Oerlikon Millenium.
Sebagai sistem terpadu yang terdiri dari fire control unit, sensor radar, dan commando post, Oerlikon Skyshield TNI AU kali ini ditantang oleh target drone jenis JT-240. Target drone buatan PMRobotics GmbH, Swiss ini memang unik dibanding target drone yang biasa digunakan TNI AD/TNI AU. Pasalnya target drone ini tak menggunakan mesin propeller baling-baling, sosoknya lebih mencerminkan sebuah jet tempur dalam ukuran mini. Sebagai mesin propeller memang JT-240 mengusung mesin turbin dengan kekuatan 165N.
Sesi uji coba diselenggarakan oleh Detasemen Hanud (Denhanud) 472 Paskhas, berlangsung pada awal Mei lalu dengan mengambil lokasi di daerah Pandanwangi Pesisir Pantai Lumajang, Jawa Timur. Dalam uji coba ini dihadiri para pejabat Kemhan, Mabesau, para Asisten Korpaskhas, Depohar 60, para Danwing Paskhas, Danpusdiklat Paskhas dan para jajaran Dandenhanud Paskhas, dan pihak mitra PT. Adhityatama Perkasa Putra serta Produsen Rheinmetall Air Defence.
Kegiatan ini dilaksanakan untuk uji dinamis dengan menggunakan Target Drone Jet dengan profile Head On dapat dideteksi oleh Sensor Unit/Radar dan dapat dihancurkan dengan Oerlikon Skyshield. Serta dilangsungkan uji statis melaksanakan Tracking oleh sensor unit/Radar dengan sasaran berupa Target Drone Jet dengan menggunakan Oerlikon Skyshield dan Rudal Chiron buatan Korea Selatan. Pada hari berikutnya, personel Denhanud Paskhas melaksanakan uji coba penembakan senjata Oerlikon Skyshield mulai dari mulai penyiapan amunisi, loading, penentuan fiktif point di dalam Command Post serta sistem penembakan mulai dari single, rapid dan burst sampai prosedur penembakan.
Berdasarkan informasi yang Indomiliter dapatkan dari Manuel Metz, perwakilan PMRobotics GmbH, disebutkan bahwa JT-240 dalam sesi uji penembakan bermanuver dengan navigasi otomatis lewat 3D waypoint. Ini artinya manuver drone sudah ditentukan sebelumnya berdasarkan pointing koordinat GPS (Global Positioning System). Meski begitu, untuk momen take off dan landing, kendali drone ini beralih ke manual dengan remote control oleh operator.
Beda dengan target drone Meggit BTT-3 Banshee yang pernah digunakan Arhanud TNI AD saat menjajal rudal MANPADS Mistral Atlas, JT-240 tidak diluncurkan lewat sistem pelontar, drone JT-240 lepas landas dan mendarat cukup dengan runway sepanjang 200 meter. Pola konfigurasi pada JT-240 juga dapat dikustomisasi sesuai kebutuhan level latihan. JT-240 punya kecepatan maksimum 60 meter per detik atau 260 Km per jam. Masih kalah cepat dengan target drone NRIST S-70 yang digunakan Paskhas dalam uji coba penembakan rudal QW-3. NRIST S-70 yang buatan Cina, dengan mesin propeller mampu melaju hingga 300 Km per jam.
Untuk urusan payload, JT-240 sanggup membawa smoketrails dan sensor pod dengan bobot maksimum 500 gram. Spesifikasi JT-240 memang imut, drone dengan balutan cat warna hitam ini punya berat kosong 21 kg dan berat penuh dengan bahan bakar mencapai 29 kg. JT-240 punya panjang 2,6 meter, lebar rentang sayap 2,4 meter. Pola sistem kendali target drone ini mengusung model LoS (Line of Sight) dengan jangkauan data link sampai 40 Km. Sementara untuk endurance, target drone ini dapat di setting untuk lama terbang 35 menit. (Haryo Adjie)
Spesifikasi PMRobotics JT-240 :
- Lenght: 2,6 meter
- Wingspan: 2,4 meter
- Weight empty: 21 kg
- Weight full: 29 kg
- Payload: 0,5 kg
- Engine: turbine engine with a downrated trust of 165N
- Endurance: 35 minute
- Range: 40 Km
Sumber : TSM/IM