Peserta Pendidikan dan Pelatihan Bela Negara |
Peserta pendidikan dan pelatihan bela negara Kementerian Pertahanan mendapatkan keterampilan khusus. Di antaranya adalah kemampuan bongkar-pasang senjata tanpa melihat.
"Itu sebagai tambahan saja bongkar-pasang pistol maupun laras panjang dengan tutup mata," kata Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Pertahanan Mayjen TNI Hartind Asrin kepada wartawan di Pusat Diklat Bela Negara, di Rumpin, Bogor, Jawa Barat, Minggu (31/7/2016).
Pantauan Metrotvnews.com dalam sebuah demonstrasi di sela-sela upacara penutupan diklat periode akhir Juli 2016, sebanyak tujuh peserta memeragakan bongkar-pasang senjata. Semula mereka membongkar senjata jenis SS1-V1 kaliber 5,56 mm dan Pistol P-2 Pindad kaliber 9 mm dan kembali memasangnya dengan mata tertutup hanya hitungan detik saja.
"Dua jenis senjata itu buatan Pindad," kata salah seorang pelatih, Pelda Kuswanto, Anggota Bintara Senjata Dislog Lanud Atang Sanjaya Bogor kepada Metrotvnews.com di lokasi.
Salah seorang peserta yang memeragakan bongkar-pasang senjata itu mengaku terkesan dengan seluruh materi dan pembelajaran bela negara yang mereka dapatkan. Peserta itu semakin bangga menjadi WNI dan membela tanah air.
"Kami melakukan ini jika sewaktu-waktu tenaga kami dibutuhkan. Ini bukan wajib militer. Tapi seperti wajib militer atau semi militer. Dari sini kami paham bahwa tugas TNI itu berat. Tidak mudah untuk menjaga NKRI ini jika hanya mengandalkan TNI saja," kata Mohammad Siddiq, peserta dari Bondowoso, Jawa Timur kepada Metrotvnews.com.
Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Pertahanan Mayjen TNI Hartind Asrin mengatakan, peserta sangat antusias dengan materi yang diajarkan. Baik teori maupun praktik. Terdiri dari tiga bidang studi dasar, inti dan pendukung.
"Mereka berasal dari tukang ojek, pedagang kaki lima. Ini rakyat jelata semua. Akar rumput. Tapi mereka punya pekerjaan. Tukang parkir dan seterusnya," ujar Hartind.
Hartind memberikan amanat kepada peserta Diklat agar menggunakan seluruh pengetahuan dan keterampilan yang telah didapatkan.
"Mengingat kehidupan sehari-hari saudara dalam bermasyarakat, tentunya akan dihadapkan pada berbagai macam situasi dan kondisi yang senantiasa berkembang. Saudara harus dapat menumbuhkembangkan atas apa yang telah saudara terima," kata Hartind.
Sumber : http://news.metrotvnews.com/hukum/4baX8jrN-tni-latih-tukang-ojek-dan-pkl-bongkar-pasang-senjata
"Itu sebagai tambahan saja bongkar-pasang pistol maupun laras panjang dengan tutup mata," kata Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Pertahanan Mayjen TNI Hartind Asrin kepada wartawan di Pusat Diklat Bela Negara, di Rumpin, Bogor, Jawa Barat, Minggu (31/7/2016).
Pantauan Metrotvnews.com dalam sebuah demonstrasi di sela-sela upacara penutupan diklat periode akhir Juli 2016, sebanyak tujuh peserta memeragakan bongkar-pasang senjata. Semula mereka membongkar senjata jenis SS1-V1 kaliber 5,56 mm dan Pistol P-2 Pindad kaliber 9 mm dan kembali memasangnya dengan mata tertutup hanya hitungan detik saja.
"Dua jenis senjata itu buatan Pindad," kata salah seorang pelatih, Pelda Kuswanto, Anggota Bintara Senjata Dislog Lanud Atang Sanjaya Bogor kepada Metrotvnews.com di lokasi.
Salah seorang peserta yang memeragakan bongkar-pasang senjata itu mengaku terkesan dengan seluruh materi dan pembelajaran bela negara yang mereka dapatkan. Peserta itu semakin bangga menjadi WNI dan membela tanah air.
"Kami melakukan ini jika sewaktu-waktu tenaga kami dibutuhkan. Ini bukan wajib militer. Tapi seperti wajib militer atau semi militer. Dari sini kami paham bahwa tugas TNI itu berat. Tidak mudah untuk menjaga NKRI ini jika hanya mengandalkan TNI saja," kata Mohammad Siddiq, peserta dari Bondowoso, Jawa Timur kepada Metrotvnews.com.
Kepala Badan Pendidikan dan Pelatihan Kementerian Pertahanan Mayjen TNI Hartind Asrin mengatakan, peserta sangat antusias dengan materi yang diajarkan. Baik teori maupun praktik. Terdiri dari tiga bidang studi dasar, inti dan pendukung.
"Mereka berasal dari tukang ojek, pedagang kaki lima. Ini rakyat jelata semua. Akar rumput. Tapi mereka punya pekerjaan. Tukang parkir dan seterusnya," ujar Hartind.
Hartind memberikan amanat kepada peserta Diklat agar menggunakan seluruh pengetahuan dan keterampilan yang telah didapatkan.
"Mengingat kehidupan sehari-hari saudara dalam bermasyarakat, tentunya akan dihadapkan pada berbagai macam situasi dan kondisi yang senantiasa berkembang. Saudara harus dapat menumbuhkembangkan atas apa yang telah saudara terima," kata Hartind.
Sumber : http://news.metrotvnews.com/hukum/4baX8jrN-tni-latih-tukang-ojek-dan-pkl-bongkar-pasang-senjata