Gerungan Saul Samuel Jacob Ratulangi |
Pemerintah menetapkan gambar wajah Pahlawan Nasional Dr GSSJ Ratulangi atau bernama lengkap Gerungan Saul Samuel Jacob Ratulangi sebagai gambar depan uang rupiah baru pecahan Rp 20.000. Ini dilakukan sebagai penghormatan atas jasa-jasa besar beliau terhadap nusa dan bangsa. Namun tidak banyak masyarakat yang mengetahui apa jasa-jasa besar Dr GSSJ Ratulangi sehingga dianugerahi gelar pahlawan nasional.
Dari penelusuran KRjogja.com diketahui Dr GSSJ Ratulangi atau yang lebih dikenal dengan nama Sam Ratulangi adalah seorang aktivis kemerdekaan Indonesia dari Sulawesi Utara. Ia lahir di Tondano, Sulawesi Utara pada 5 November 1890.
Sam Ratulangi juga sering disebut-sebut sebagai tokoh multidimensional. Ia dikenal dengan filsafatnya 'Si Tou Timou Tumou Tou' yang artinya manusia baru dapat disebut sebagai manusia, jika sudah dapat memanusiakan manusia. Namanya diabadikan sebagai nama bandar udara di Manado yaitu Bandara Sam Ratulangi dan Universitas Negeri di Sulawesi Utara yaitu Universitas Sam Ratulangi.
Setelah menamatkan Hoofden School (Sekolah Raja) di Tondano, ia melanjutkan studi ke Sekolah Teknik di Jakarta. Tahun 1915 ia berhasil memperoleh ijazah guru Ilmu Pasti untuk Sekolah Menengah di negeri Belanda dan empat tahun kemudian doktor Ilmu Pasti dan Ilmu Alam di Swiss.
Setelah kembali dari Eropa, ia menjadi Sekretaris Dewan Minahasa di Manado. Jabatan itu dipergunakan untuk melakukan usaha yang bermanfaat bagi rakyat, seperti pembukaan daerah baru untuk pertanian, mendirikan yayasan dana belajar, dan lain-lain. Berkat perjuangannya, Pemerintah Belanda menghapuskan kerja paksa di Minahasa.
Ia sangat berjasa dalam perjuangan melawan pembodohan dan kolonialisme Belanda di Manado. Ia memperjuangkan pendidikan masyarakatnya dengan baik. Ia adalah pejuang pendidikan dan masyarakat yang gigih. Saat menjabat Gubernur Sulawesi, ia ditangkap Belanda dan dibuang ke Serui, Irian Jaya. Sesudah dibebaskan, Sam Ratulangi kembali ke Jawa. Dalam Agresi Militer II Belanda, ia ditangkap kembali. Dr GSSJ Ratulangi meninggal dunia di Jakarta pada 30 Juni 1949 dalam kedudukan sebagai tawanan musuh. Makamnya kemudian dipindahkan ke Tondano. Sam Ratulangi dijadikan Pahlawan Kemerdekaan Nasional berdasarkan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 590 Tahun 1961, tanggal 9 Nopember 1961. (Dev)
Sumber : http://www.krjogja.com/web/news/read/20526/DR_GSSJ_Ratulangi_Pejuang_Pendidikan_yang_Gigih
Dari penelusuran KRjogja.com diketahui Dr GSSJ Ratulangi atau yang lebih dikenal dengan nama Sam Ratulangi adalah seorang aktivis kemerdekaan Indonesia dari Sulawesi Utara. Ia lahir di Tondano, Sulawesi Utara pada 5 November 1890.
Sam Ratulangi juga sering disebut-sebut sebagai tokoh multidimensional. Ia dikenal dengan filsafatnya 'Si Tou Timou Tumou Tou' yang artinya manusia baru dapat disebut sebagai manusia, jika sudah dapat memanusiakan manusia. Namanya diabadikan sebagai nama bandar udara di Manado yaitu Bandara Sam Ratulangi dan Universitas Negeri di Sulawesi Utara yaitu Universitas Sam Ratulangi.
Setelah menamatkan Hoofden School (Sekolah Raja) di Tondano, ia melanjutkan studi ke Sekolah Teknik di Jakarta. Tahun 1915 ia berhasil memperoleh ijazah guru Ilmu Pasti untuk Sekolah Menengah di negeri Belanda dan empat tahun kemudian doktor Ilmu Pasti dan Ilmu Alam di Swiss.
Setelah kembali dari Eropa, ia menjadi Sekretaris Dewan Minahasa di Manado. Jabatan itu dipergunakan untuk melakukan usaha yang bermanfaat bagi rakyat, seperti pembukaan daerah baru untuk pertanian, mendirikan yayasan dana belajar, dan lain-lain. Berkat perjuangannya, Pemerintah Belanda menghapuskan kerja paksa di Minahasa.
Ia sangat berjasa dalam perjuangan melawan pembodohan dan kolonialisme Belanda di Manado. Ia memperjuangkan pendidikan masyarakatnya dengan baik. Ia adalah pejuang pendidikan dan masyarakat yang gigih. Saat menjabat Gubernur Sulawesi, ia ditangkap Belanda dan dibuang ke Serui, Irian Jaya. Sesudah dibebaskan, Sam Ratulangi kembali ke Jawa. Dalam Agresi Militer II Belanda, ia ditangkap kembali. Dr GSSJ Ratulangi meninggal dunia di Jakarta pada 30 Juni 1949 dalam kedudukan sebagai tawanan musuh. Makamnya kemudian dipindahkan ke Tondano. Sam Ratulangi dijadikan Pahlawan Kemerdekaan Nasional berdasarkan Surat Keputusan Presiden Republik Indonesia No. 590 Tahun 1961, tanggal 9 Nopember 1961. (Dev)
Sumber : http://www.krjogja.com/web/news/read/20526/DR_GSSJ_Ratulangi_Pejuang_Pendidikan_yang_Gigih