Indonesia Setuju Akuisisi 5 Airbus A400M Senilai 2 Milyar USD - Radar Militer

20 Januari 2017

Indonesia Setuju Akuisisi 5 Airbus A400M Senilai 2 Milyar USD

Airbus A400M
Airbus A400M 

Indonesia disebutkan telah menyetujui anggaran sebesar 2 milyar USD untuk pembelian 5 unit pesawat angkut militer Airbus A400M untuk meningkatkan kemampuan angkut militer TNI AU. Informasi ini diterima IHS Jane's dari berbagai sumber pemerintah dan industri pertahanan Indonesia pada 18 Januari.
Ke 5 Airbus A400M tersebut akan diperoleh dalam konfigurasi angkut personel maupun fungsi tambahan dan akan dioperasikan oleh Angkatan Udara Indonesia (TNI AU) di Skadron udara 31 dan 32.
Ikuti Jejak Malaysia, Indonesia Putuskan Beli Lima Unit Airbus A400M
Selang sehari pasca pergantian posisi Kepala Staf Angkatan Udara (KSAU), diperoleh kabar yang cukup menggembirakan seputar alutsista TNI AU. Seperti telah diberitakan sebelumnya bahwa Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu telah menjatuhkan pilihan pesawat angkut berat untuk TNI AU pada Airbus A400M Atlas. Dalam rencana belanja alutsista di MEF (Minimum Essential Force) II periode 2015 - 2019 memang sudah disiapkan alokasi pembelian tiga unit pesawat angkut berat. Namun dalam rencana MEF II belum dijelaskan apa jenis pesawat tersebut. Dan berita terbaru sudah ada titik terang tentang berapa unit Airbus A400M yang bakal diakuisisi TNI AU.
Merujuk ke situs Janes.com (19/1/2017), telah dikonfirmasi bahwa Kementerian Pertahanan (Kemhan) RI sudah menyetujui pengadaan lima unit Airbus A400M Atlas. Nilai untuk lima unit A400M tersebut disebut mencapai US$2 miliar. Kelima A400M nantinya akan disebar untuk perkuatan armada pesawat angkut berat di Skadron Udara 31 dan Skadron Udara 32. Meski sudah ada konfirmasi tentang unit yang dibeli, namun belum dijelaskan lebih lanjut mengenai skema ToT (Transfer of Technolgy) yang akan diperoleh pihak Indonesia. Selama ini kemitraan antara Airbus Group dan PT Dirgantara Indonesia (DI) telah berlangsung sangat baik dan erat, hampir sebagian besar produk PT DI terkait dengan kerjasama bersama Airbus Group.
Sebelumnya pada bulan Agustus 2016, petinggi Airbus Defence and Space, Fernando Alonso, selaku Head of Military Aircraft, Airbus Defence and and Space melakukan lawatan kerja di Indonesia. Dalam agenda kerjanya, Alonso akan melakukan pembicaraan dengan pihak Kementerian Pertahanan (Kemhan) RI dan mitra kerja PT Dirgantara Indonesia (DI). Terkait dengan produk, Airbus A400M dan pesawat angkut sedang C-295 menjadi domain dari area kerja Airbus Defence and Space. Untuk C-295 kini telah beroperasi memperkuat Skadron Udara 2 Lanud Halim Perdanakusuma.
Sebagai informasi, harga bandrol satu unit Airbus A400 ditaksir senilai 152 juta euro, atau setara Rp2,3 triliun. Sebagai pesawat angkut berat, A400M punya maksimum payload 37 ton. Pesawat ini pertama kali meluncur pada Mei 2003, terbang perdana pada Desember 2009, dan diserahkan perdana ke pemesan (AU Perancis) pada Agustus 2013. Selain Perancis, negara pengguna Airbus A400M adalah Belgia, Jerman, Luxemburg, Spanyol, Turki, Inggris, dan Malaysia.
Ditilik dari kemampuan angkut dan jangkauan, Airbus A400 berada di antara pesawat angkut strategis C-17 Globemaster III dan C-130J Hercules. Dari sisi teknologi, Atlas punya inovasi tinggi dengan adopsi sistem kemudi fly by wire yang memudahkan penerbangan, sistem forward facing crew cockpit yang membuat operasi penerbangan efisien, dan ruang kabin terbesar yang memungkinkan peberbangan jarak jauh menjadi lebih hemat. Karena sudah serba terkomputerisasi, A400M hanya membutuhkan tiga awak, yakni pilot, kopilot dan loadmaster.
Sebagai pesawat angkut berat, A400M punya ruang kargo dengan lebar 4 meter, tinggi 3,85 meter, dan panjang 17,71 meter, pesawat ini mampu mengangkut kargo dalam berukuran besar seperti helikopter NH90 atau CH-470 Chinook atau dua buah kendaraan pengangkut infanteri Stryker. A400M juga bisa mengangkut truk semitrailer dengan peti kemas berukuran 6,906 meter. Kapasitas muatan keseluruhan mencapai 37 ton. (Haryo Adjie)
Panglima TNI Belum Terima Laporan Pembelian A400M Atlas
Panglima TNI, Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, menegaskan, dia belum menerima laporan pembelian lima unit pesawat transport berat militer A400M Atlas buatan Airbus Defence.
“Saya belum dapat laporan. Jadi untuk A400M, saya waktu itu sudah sampaikan dan presiden tidak setuju,” kata dia, seusai Rapat Pimpinan TNI 2017, di Markas Besar TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Kamis petang.
Dia juga katakan, alasan ketidaksetujuan itu juga dipicu belum ada kepastian penyebab kejatuhan satu unit A400M Atlas di Sevilla pada Mei 2015. Kecelakaan itu menyebabkan personel uji terbang yang mengawaki tewas.
Kabar soal kesepakatan Indonesia membeli lima unit A400M Atlas diberitakan www.janes.com, Kamis, dengan nilai kontrak pembelian 2 miliar dolar Amerika Serikat. Menurut situs itu, adalah TNI AU yang akan menjadi operatornya.
Sejauh ini terdapat dua skuadron angkut berat TNI AU, yaitu Skuadron Udara 31 TNI AU yang berpangkalan di Pangkalan Udara Utama TNI AU Halim Perdanakusuma, Jakarta (C-130H Hercules) dan Skuadron Udara Utama TNI AU Abdulrahman Saleh, Malang, Jawa Timur (C-130B Hercules).
Sejak lama sebetulnya TNI AU ingin menguatkan skuadron udara angkut berat ini. AURI (kemudian menjadi TNI AU) adalah operator pertama C-130 Hercules di belahan selatan Bumi, bahkan jauh sebelum Australia menjadi operatornya.
Sumber : 
http://www.janes.com http://www.indomiliter.com/ http://www.antaranews.com/

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda

- Berkomentarlah yang sopan dan bijak sesuai isi artikel/ berita;
- Dilarang berkomentar SPAM, SARA, Politik, Provokasi dsb