Manuver Sukhoi dan F-16 TNI AU |
TNI Angkatan Udara unjuk kekuatan pada Peringatan HUT ke-71 TNI Angkatan Udara dengan mengerahkan 132 pesawat tempur dan angkut berbagai jenis di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Minggu.
Berbagai kegiatan seperti parade, defile, demo udara dan demo darat melibatkan beberapa unsur kekuatan TNI Angkatan Udara.
Berbagai kegiatan tersebut melibatkan personel sekitar 1600 orang dan 132 pesawat, yang terdiri dari pesawat Sukhoi 27/30, F-16, T-50i, Hawk 109/209, EMB-314, Boeing, C-130 Hercules, CN-295/235/235 MPA, EC-120B, NAS 332/ SA -330/C-725, Grob G-120 TP, KT-1 Woong Bee, T-41 Cessna, dan UAV.
Dalam demo udara digelar "fly pass" pesawat latih, "fly pass" pesawat helikopter, "fly pass" pesawat angkut, "fly pass" pesawat tempur, maupun penampilan aerobatik udara Jupiter Aerobatic Team.
Selain itu juga ditampilkan pertempuran udara pesawat Sukhoi dengan F-16, manuver Bomb Burst, Hi Speed Pass F-16 dan Sukhoi menggunakan flare, simulasi serangan udara langsung (SUL), demo SAR Tempur, simulasi bantuan tembakan udara (BTU) serta terjun payung operasi perebutan dan pengendlian pangkalan udara (OP3U).
Sedang kegiatan demo darat meliputi demo pembebasan sandera (Basra) yang melibatkan 90 personel Satuan Detasemen Bravo (Satbravo 90) yang didukung dengan menggunakan dua helikopter SA-330/NAS-332 serta penampilan Drumband Taruna AAU.
Kepala Dinas Penerangan TNI AU Marsekal Pertama TNI Jemi Trisonjaya, mengatakan, berbagai manuver yang dilakukan pesawat-pesawat TNI Angkatan Udara yang dikemas dalam demo udara, tentunya akan berpengaruh kepada jadwal penerbangan sipil yang keluar dan datang di Bandara Halim.
Oleh karena itu TNI AU mengeluarkan Notam untuk diketahui oleh seluruh operator penerbangan sehingga bisa mengantisipasi dan mengatur jadwal baik keberangkatan maupun kedatangan di Bandara Halim.
"Demikian juga dengan masyarakat yang akan bepergian mohon antisipasi dari perubahan jadwal penerbangan yang ada di Bandara Halim," katanya.
Keberadaan Lanud Halim Perdanakusuma, merupakan lanud induk TNI AU yang sangat strategis untuk kegiatan pertahanan dimana dari lanud induk inilah berbagai operasi udara baik pertahanan udara serta operasi dukungan udara dalam rangka pergeseran personel dan logistik ke wilayah-wilayah apabila terjandi bencana alam, demikian juga pergesaran personel dan logistik dalam rangka operasi militer perang. Selain digunakan untuk operasi udara, pangkalan induk TNI AU digunakan untuk pergerakan pesawat VVIP/VIP yang datang maupun keluar.
Operasional bandara di Lanud Halim Perdanakusuma merupakan bandara sipil terbatas sehingga apabila ada kegiatan militer atau pergerakan VVIP/VIP maka penerbangan yang ada di bandara Halim Perdanakusuma menyesuaikan Notam (Notice To Airmen) yang dikeluarkan TNI AU.
Sumber : http://www.antaranews.com/