Amerika Serikat (AS) |
Amerika Serikat (AS) menyetujui dua kontrak militer dengan Arab Saudi senilai lebih dari US$ 1,4 miliar (Rp 18 triliun). Kesepakatan ini tercapai setelah AS menjanjikan paket besar persenjataan kepada Saudi untuk menangkal ancaman dari Iran.
Seperti dilansir AFP, Selasa (6/6/217), bulan lalu, dalam kunjungan luar negeri pertamanya, Presiden AS Donald Trump mengunjungi Saudi dan menjanjikan akses ke persenjataan dan pelatihan senilai US$ 110 miliar (Rp 1.436 triliun).
Seorang pejabat AS menyatakan, jumlah itu mencapai kurang dari sepertiga nilai kontrak yang disetujui pada era pemerintahan Presiden AS Barack Obama.
Sesaat setelah kesepakatan ditandatangani, Departemen Luar Negeri AS mengizinkan Angkatan Laut Saudi untuk membeli paket pelatihan senilai US$ 250 juta (Rp 3,2 triliun) dari kontraktor Kratos Defense dan Security Solutions of San Diego.
Pada Senin (5/6) waktu setempat, Saudi mendapatkan izin bagi kontrak senilai US$ 750 juta untuk melatih Angkatan Udara mereka, dengan bekerja sama dengan berbagai kontraktor militer AS.
Tidak hanya itu, Saudi juga menghabiskan dana US$ 662 juta (Rp 8,6 triliun) untuk sistem radar jarak menengah 26 AN/TPQ-53(V) yang bisa dimuatkan ke dalam truk. Sistem radar itu mampu melacak posisi mortir dan baterai rudal musuh.
Lockheed Martin akan menjual sistem radar itu dan para kontraktor AS akan memberikan dukungan logistik serta pelatihan bagi militer Saudi. Lockheed Martin merupakan perusahaan ternama AS yang bergerak dalam bidang dirgantara, pertahanan, keamanan dan teknologi canggih global.
Saat kunjungan Trump ke Riyadh, Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson menyebut kesepakatan senjata antara kedua negara akan membantu keamanan mitra-mitra AS di kawasan Teluk Arab. Saat itu Tillerson menyinggung 'pengaruh buruk Iran dan ancaman terkait Iran yang membayangi seluruh perbatasan Saudi'.
Namun awal pekan ini, persatuan negara-negara Teluk Arab dipertanyakan setelah beberapa negara kompak memutus hubungan diplomatik dengan Qatar. Negara-negara seperti Saudi, Bahrain, Uni Emirat Arab, Mesir, Yaman, Libya, dan Maladewa menuding Qatar mendukung terorisme dan mencampuri urusan dalam negeri negara lain.
Sumber : https://news.detik.com/internasional/d-3521692/as-setujui-kontrak-militer-rp-18-t-dengan-arab-saudi
Seperti dilansir AFP, Selasa (6/6/217), bulan lalu, dalam kunjungan luar negeri pertamanya, Presiden AS Donald Trump mengunjungi Saudi dan menjanjikan akses ke persenjataan dan pelatihan senilai US$ 110 miliar (Rp 1.436 triliun).
Seorang pejabat AS menyatakan, jumlah itu mencapai kurang dari sepertiga nilai kontrak yang disetujui pada era pemerintahan Presiden AS Barack Obama.
Sesaat setelah kesepakatan ditandatangani, Departemen Luar Negeri AS mengizinkan Angkatan Laut Saudi untuk membeli paket pelatihan senilai US$ 250 juta (Rp 3,2 triliun) dari kontraktor Kratos Defense dan Security Solutions of San Diego.
Pada Senin (5/6) waktu setempat, Saudi mendapatkan izin bagi kontrak senilai US$ 750 juta untuk melatih Angkatan Udara mereka, dengan bekerja sama dengan berbagai kontraktor militer AS.
Tidak hanya itu, Saudi juga menghabiskan dana US$ 662 juta (Rp 8,6 triliun) untuk sistem radar jarak menengah 26 AN/TPQ-53(V) yang bisa dimuatkan ke dalam truk. Sistem radar itu mampu melacak posisi mortir dan baterai rudal musuh.
Lockheed Martin akan menjual sistem radar itu dan para kontraktor AS akan memberikan dukungan logistik serta pelatihan bagi militer Saudi. Lockheed Martin merupakan perusahaan ternama AS yang bergerak dalam bidang dirgantara, pertahanan, keamanan dan teknologi canggih global.
Saat kunjungan Trump ke Riyadh, Menteri Luar Negeri AS Rex Tillerson menyebut kesepakatan senjata antara kedua negara akan membantu keamanan mitra-mitra AS di kawasan Teluk Arab. Saat itu Tillerson menyinggung 'pengaruh buruk Iran dan ancaman terkait Iran yang membayangi seluruh perbatasan Saudi'.
Namun awal pekan ini, persatuan negara-negara Teluk Arab dipertanyakan setelah beberapa negara kompak memutus hubungan diplomatik dengan Qatar. Negara-negara seperti Saudi, Bahrain, Uni Emirat Arab, Mesir, Yaman, Libya, dan Maladewa menuding Qatar mendukung terorisme dan mencampuri urusan dalam negeri negara lain.
Sumber : https://news.detik.com/internasional/d-3521692/as-setujui-kontrak-militer-rp-18-t-dengan-arab-saudi