Tank Siluman |
Selama nyaris satu abad sejak kelahiran tank, kamuflase merupakan teknik perlindungan yang paling efektif. Dengan penempatan tank yang pas, dilapisi jaring, ranting-ranting, dan dedaunan, monster lapis baja darat ini bisa menghilang dari pandangan. Musuh tidak akan menduga bila lokasi tank sudah sangat dekat sekali sehingga masuk dalam jebakan.
Munculnya teknologi kamera termal pada tahun 1980an membuat pengelabuan semacam itu menjadi usang. Mata bisa tertipu, tetapi sistem optik tidak. Tank yang dalam keadaan stationer tetap menyala mesinnya menjadi makanan empuk sistem optik yang bisa mendeteksi emisi infra merah dari knalpot tank tersebut. Dari yang tadinya pemburu, tank bisa-bisa diburu tanpa sempat mengelak.
Perancis sebagai salah satu pionir dan ahli pembuatan tank pun memikirkan teknologi yang paling pas bagi tank untuk bisa menipu sistem deteksi modern. Pokoknya bagaimana caranya, monster lapis baja puluhan ton itu bisa bersembunyi dari pandangan mata.
Jika pesawat tempur menggunakan prinsip stealth untuk menipu emisi radar, untuk alutsista darat seperti tank perlindungan tersebut lebih diutamakan untuk menipu pembacaan sensor termal yang jadi andalan untuk menemukan tank dalam kegelapan malam atau diantara pekatnya asap. Maklum, sistem kamera termal jadi andalan helikopter tempur dan awak rudal antitank untuk menemukan tank lawan.
Perancis sudah memulai upaya ini ketika melakukan riset rahasia menggunakan Main Battle Tank AMX 30 yang dimodifikasi habis-habisan dengan kode AMX 30DFC pada 1980an. DFC (Demonstrateur Furtif Chenille) alias kendaraan demonstrator roda rantai tak kasat mata ini bertujuan untuk menciptakan tank yang senyap, piawai menghilang dari sorotan optik, dan meredam panas dari kulit kendaraan.
Berbeda dengan AMX 30 biasa yang penuh lekukan, AMX 30 DFC menggunakan material khusus yang dipasangkan ke sekujur hull dan kubah, sehingga bentuknya jadi rata pada kesetiap sisi-sisinya, terlihat sangat futuristik. Kulit luarnya bahkan dilapisi dengan cat RAM (Radar Absorbent Material) yang menyerap pantulan radar sehingga sulit dikenali dari jauh. Para ilmuwannya bahkan juga menciptakan cangkang khusus untuk optik bidik juru tembak sehingga tampil tersembunyi.
Yang paling hebat, di antara penambahan panel dan kulit asli AMX 30 dipasangi pipa-pipa yang dialiri cairan pendingin khusus untuk mencegah panas menjalar ke kulit kedua kendaraan. Sensor canggih akan memerintahkan cairan pendingin disemprotkan sebagai aerosol untuk mengurangi panas apabila terdeteksi adanya panas yang berlebih. Efeknya, suhu luar AMX 30 DFC jadi sama dengan lingkungan sekitarnya, sehingga tank ini sulit dikenali saat diintip dengan sistem optik.
Sayangnya, proyek ini berhenti begitu saja dalam tahap riset pada akhir dekade 1980an, karena biaya yang mahal dan sistemnya yang kurang andal saat digunakan terus-menerus di garis depan. Begitu kena tembakan, sifat kebal radar dan kebal kamera termal akan langsung luruh dan segenap perlindungan yang mahal itu jadi tak berguna. Tank masa kini malah mengandalkan jaring kamuflase baru multispektral yang efektif menyerap emisi IR. Beberapa negara seperti Inggris dan Polandia juga bereksperimen menggunakan teknologi stealth, namun tak ada yang benar-benar masuk ke jalur produksi. (Aryo Nugroho)