Pindad Komodo MBDA, Siap Jaga Pertahanan Udara - Radar Militer

16 Agustus 2017

Pindad Komodo MBDA, Siap Jaga Pertahanan Udara

Pindad Komodo MBDA
Pindad Komodo MBDA 

Walaupun MBDA Mistral MPCV sudah lebih dulu masuk ke dalam jajaran Yon Arhanud, namun sebenarnya kekuatan pertahanan udara jarak dekat berbasis rudal Mistral milik TNI AD akan didominasi oleh sistem MBDA ATLAS yang dipasang di atas sasis kendaraan taktis Komodo 4x4 buatan PT. Pindad.
Secara resmi, di lini produksi PT. Pindad menyebut varian Komodo ATLAS ini sebagai Komodo MBDA.
Produksi varian ATLAS oleh PT. Pindad sendiri merupakan bagian dari transfer teknologi pembelian MBDA Mistral MPCV, sesuai dengan amanat Undang-undang industri pertahanan nasional. Walaupun sudah dipamerkan sejak 2014 dan sudah kontrak, produksi kendaraan platform rudal Mistral itu dikebut PT. Pindad dalam dua tahun terakhir ini.
Untuk mengakomodasi peluncur ATLAS di atas Komodo, PT. Pindad menyiapkan varian khusus yaitu Komodo Long Chassis. Sasis panjang ini diperlukan untuk mengakomodasi sistem elektronik, catu daya, dan rak berisi rudal cadangan untuk mengisi ulang rudal Mistral ATLAS. Sistem catu daya yang mentenagai pengoperasian sistem sensor rudal disimpan di kotak-kotak di kiri kanan boks belakang Komodo. Jadi saat mesin kendaraan dimatikan, sistem Mistral ATLAS tetap bisa dioperasikan.
Untuk mengisi ulang rudal yang sudah ditembakkan, rak cadangan berisi empat rudal dan satu missile post disiapkan untuk bisa diakses dari pintu belakang, dimana rudal ini disimpan secara membujur dengan arah kendaraan. Raknya sendiri bisa menyerap guncangan sehingga kontainer penyimpan rudal bisa berada dalam kondisi yang aman.
Untuk tim penembak rudal, harus diakui kondisinya memang tidak ideal karena komandan dan juru tembaknya masih harus berada di luar. Sistem Mistral ATLASnya sendiri juga sebenarnya adalah versi statik yang kemudian dinaikkan ke atas dek belakang Komodo. Ada resiko tim penembak ditembaki oleh lawan karena posisinya terbuka, tetapi dari segi harga, varian ini jelas yang termurah.
Untuk sistem command postnya sendiri dilengkapi dengan sensor seperti kamera termal untuk mengenali sumber panas di udara, dan sudah dilengkapi dengan transponder IFF (Identification Friend or Foe) sehingga meminimalkan resiko mengenai pesawat kawan. Jarak jangkau rudalnya sama dengan varian yang lebih tinggi, yaitu maksimal 6,5 kilometer diagonal (slant range) dan minimal 500 meter.
Walaupun bisa dioperasikan secara independen, TNI AD juga membeli Mistral Coordination Post yang terdiri dari sistem radar yang dipasang di atas truk Unimog. Radar yang terpasang di atas MCP mampu menangkap sasaran dari jarak 30 kilometer dan ketinggian 4 kilometer. Sebanyak tiga MCP dapat dikoneksikan untuk mencakup jarak yang lebih luas. Komandan tim penembak di tiap kendaraan Komodo MBDA akan menerima informasi arah sasaran dari perangkat lunak genggam yang dimilikinya, sehingga kemudian dapat memberikan perintah kepada juru tembak untuk mengarahkan peluncur rudalnya ke arah datangnya sasaran.
Nah, saat ini PT. Pindad tengah ngebut menyelesaikan pesanan Komodo MBDA. Kalau pembaca ada yang tinggal di sekitaran Kiara Condong Bandung, dan melihat ada Komodo bercat hijau dalam jumlah banyak wara-wiri di jalanan, itulah Komodo MBDA yang sedang diuji di jalan raya. Sekarang hampir setiap hari para teknisi Pindad menguji kelaikan Komodo-komodo tersebut.
Yang menggembirakan, jumlah Komodo MBDA yang dibeli TNI AD sangat banyak, mencapai puluhan. Inilah salah satu bukti keberpihakan TNI pada industri pertahanan dalam negeri. Tinggal kita tunggu saja penampilan masif Komodo MBDA ATLAS pada parade HUT TNI 2017, dan menyusul kemudian penyerahannya kepada Departemen Pertahanan selaku pengguna. (Aryo Nugroho)

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda

- Berkomentarlah yang sopan dan bijak sesuai isi artikel/ berita;
- Dilarang berkomentar SPAM, SARA, Politik, Provokasi dsb