Gripen The Smart Fighter |
Pabrikan pesawat asal Swedia, Saab AB, pernah secara resmi menyampaikan proposal penawaran penjualan jet tempur Gripen kepada Indonesia.
Dalam penawaran tersebut, Saab menyertakan biaya dan skema transfer teknologi yang akan didapat oleh Indonesia.
Hal itu diungkapkan Kepala Saab Indonesia, Peter Carlqvist, kepada sejumlah wartawan sekitar setahun yang lalu atau tepatnya Senin 27 Juni 2016.
Carlqvist menyebut angka 1,14 miliar dolar AS dapat digunakan untuk membeli satu skadron Gripen sebanyak 16 pesawat.
Ia juga menambahkan bahwa 85% dari angka tersebut dapat berupa alih teknologi yang dapat dikerjasamakan dengan Indonesia.
Bila Indonesia membeli satu skadron Gripen, maka pihak Swedia dalam hal ini Saab AB akan menyertakan tenaga kerja Indonesia ikut dalam pembuatan jet tempur mesin tunggal Gripen di Swedia.
Nantinya, mereka yang dikirim ini akan memperoleh ilmu dalam hal pembuatan pesawat tempur. Dari situ mereka kemudian bisa mengaplikasikan ilmunya di Indonesia.
“Dari 16 pesawat yang dibeli, enam pesawat silakan dirakit di Indonesia. Engineer dan teknisi kami akan datang ke Indonesia dan membantu proses perakitannya,” tutur Carqvist.
Pusat Teknologi
Menyangkut kerja sama dan alih teknologi antara Swedia dan Indonesia, Saab dapat membantu Indonesia membangun sebuah pusat teknologi (technology center).
Tempat ini nantinya akan menjadi ruang kreatif bersama antara Indonesia dan Swedia dalam menciptakan teknologi-teknologi baru yang dibutuhkan.
Bisa menyangkut kedirgantaraan maupun teknologi lainnya.
Syaratnya, tambah Peter, pemerintah harus melibatkan dua lembaga lain, yakni perguruan tinggi dan industri.
Inilah yang menjadi basis pengembangan teknologi di Swedia dengan konsep “Triple Helix”dimana pemerintah, industri, dan perguruan tinggi (akademia) berjalan bersama-sama.
Peter Carlqvist memandang Indonesia sebagai sebuah negara besar yang memiliki segala potensi. Apa yang dibutuhkan, di sini semuanya ada.
“Tidak seperti kami di Swedia, banyak keterbatasan menyangkut sumber daya alam maupun manusia,” ujarnya.
“Maka filosofi kami kalau membuat sesuatu itu harus efisien, ini yang kami terapkan termasuk dalam membuat pesawat tempur,” di Swedia kata Peter Carlqvist.
Sumber : http://www.tribunnews.com/