Patok Perbatasan |
Kementerian Pertahanan (Kemenhan) menerapkan teknologi terkini untuk menjaga kawasan perbatasan di Malaysia. Staf Ahli Menhan Bidang Ekonomi Prof Bondan Tiara Sofyan mengatakan, Kemenhan memiliki unit Pusat Data dan Informasi (Pusdatin) yang memiliki kinerja membanggakan. Hal itu lantaran Pusdatin bisa mengelola big data Kemenhan sehingga bisa memantau secara real time ancaman keamanan dan pertahanan dengan menggunakan teknologi yang dimiliki.
"Patok perbatasan di Kalimantan itu sudah dipasangi chip, sehingga pergerakannya dapat dipantau. Dengan adanya chip, itu bisa dipantau apakah patok bergeser atau tidak. Datanya itu ada di Pusdatin," ujar Tiara dalam diskusi di Menteng, Jakarta Pusat, Jumat (29/12). Hadir pula dalam acara itu, Kapuskom Publik Kemenhan Brigjen Totok Sugiharto.
Kepala Pusdatin Kemenhan Marsma Yusuf Jauhari mengatakan, chip yang dipasang di patok perbatasan itu menggunakan sensor. Adanya pemanfaataan teknologi itu sangat membantu pergerakan prajurit TNI yang bertugas di perbatasan. Sehingga, ketika patok bergeser atau ada yang mengambil maka akan mengirim sinyal ke Kemenhan, Kodam, atau pos pengamanan perbatasan (pamtas). Dengan adanya patok yang dipasangi chip, sambung dia, prajurit TNI bisa patroli dalam waktu-waktu tertentu ketika ada ancaman sehingga tenaganya terpakai secara efektif.
"Jika dilaporan adanya patok bergerak atau dipindahkan, data itu dikirim ke pusat, ke Kodam, atau pasukan yang bertanggung jawab mengamankan perbatasan. Chip itu memberi informasi awal dan sangat membantu operasional TNI dalam hemat jam kerja," ujar Yusuf.
Menurut Yusuf, ada dua sistem yang dipakai dalam mengamankan patok perbatasan. Pertama chip memakai basis internet, yang jaringannya dikelola sendiri menggunakan fasilitas Telkom. Kedua memakai satelit, karena banyak wilayah perbatasan yang masih berlum terjangkau internet.
"Infrastruktur di sana sulit, karena medannya ada patok di jurang. Ya kadang ada orang usil mengambil patok, tapi chip itu mengirim sinyal sehingga bisa langsung dikunjungi tim patroli di perbatasan," kata Yusuf.
Yusuf melanjutkan, dengan pemanfaatan teknologi setidaknya tidak ada lagi patok perbatasan yang dibuat pemerintah Indonesia, hilang diambil orang. Dengan begitu, pengamanan perbatasan tidak hanya mengandalkan patroli prajurit, melainkan juga memaksimalkan penggunaan teknologi.
Sumber : nasional.republika.co.id