Rusia Simulasikan Perang Besar Melawan NATO - Radar Militer

09 Januari 2018

Rusia Simulasikan Perang Besar Melawan NATO

 Zapad 2017
 Zapad 2017 

Kontroversi latihan militer Zapad 2017, seperti yang pernah admin turunkan dalam tulisan minggu lalu, sepertinya belum berakhir. Panglima angkatan bersenjata Estonia Jenderal Riho Terras yang negaranya berbatasan dengan wilayah Rusia yang digunakan untuk latihan mengatakan bahwa latihan perang yang dilaksanakan Rusia mulai September lalu “menyimulasikan perang skala besar melawan NATO”, seperti dikutip dari media Inggris The Independent (7/1).
Jenderal Riho Terras mengatakan bahwa Zapad digunakan untuk menyimulasikan konflik Rusia-NATO dan menunjukkan kemampuan Rusia untuk mengumpulkan sejumlah pasukan dalam jumlah besar dalam waktu singkat apabila terjadi konflik. Jumlah pasukan yang dilibatkan pun jauh lebih besar dibandingkan dengan yang resmi diakui oleh Rusia ke hadapan publik.
Rusia mengatakan bahwa Zapad 2017 yang diselenggarakan di Belarusia, Laut Baltik, dan Rusia Barat menggunakan skenario serangan militan yang seharusnya bersifat pertahanan negara. Namun Jenderal Riho Terras mengatakan bahwa skala dan latihannya tidak mencerminkan niatan tersebut, dan Zapad menyimulasikan perang konvensional melawan NATO di Eropa.
Sumber lain dari media Jerman, Bild, yang pertama menurunkan tuduhan bahwa Zapad diorganisasikan untuk persiapan perang juga menyatakan bahwa sumber mereka menyebut bahwa Rusia sesungguhnya menggelar lebih banyak pasukan, 12 ribu di perbatasan dengan Estonia, dan 10 ribu lainnya di sisi Utara perbatasan dengan Finlandia dan Norwegia, belum termasuk pesawat tempur, tank, helikopter, dan kapal perang yang dikerahkan.
Rusia memperkecil jumlah pasukan yang dikerahkan untuk menghindari kewajiban menyertakan pengamat militer dari negara NATO, sesuai traktat Vienna yang ditandatangani pada masa Perang Dingin. Rusia dikatakan juga melatihkan skenario perebutan pangkalan udara dan pelabuhan di negara-negara Baltik dan pemboman atas infrastruktur strategis di wilayah Eropa Barat.
Sekjen NATO Jenderal Jens Stoltenberg mengatakan bahwa, “Jumlah pasukan yang berpartisipasi jauh melebihi jumlah yang disebutkan sebelum latihan, skenarionya berbeda, dan wilayah geografis yang digunakan juga lebih besar dari yang sebelumnya disebutkan.” (Aryo Nugroho)

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda

- Berkomentarlah yang sopan dan bijak sesuai isi artikel/ berita;
- Dilarang berkomentar SPAM, SARA, Politik, Provokasi dsb