Tsirkon |
Rusia adalah salah satu negara pertama yang memahami penting dan strategisnya sistem rudal anti kapal sebagai unsur penentu kemenangan pertempuran laut. 55 tahun lalu mereka berhasil menembakkan rudal supersonik anti kapal dengan hululedak nuklir K-10S (NATO: AS-2 Kipper). Pada masa jayanya, Uni Soviet menggelar lebih dari lima jenis rudal anti kapal permukaan yang diluncurkan dari kapal perang.
Saat ini Rusia yang kemampuan ekonominya masih terbatas tentu melihat mahalnya biaya penggelaran sistem senjata yang berbeda-beda. Untuk itulah, Rusia mengembangkan sistem rudal anti kapal generasi baru yang bisa dimuat sistem peluncur 3C14 yang bisa dipasang pada kapal ukuran kecil sekelas korvet, fregat, sampai kapal selam, kapal perusak dan penjelajah bahkan kalau perlu kapal induk Admiral Kuznetsov.
Karena hanya satu jenis rudal yang akan digelar, tentulah rudal itu harus bersifat pamungkas. Maka lahirlah proyek 3M22 Tsirkon (zirconium) atau kode NATOnya SS-N-33. Rudal ini dikabarkan telah diuji sejak tahun 2016. Pemerintah Rusia sendiri belum pernah menampilkan video atau bukti peluncuran rudal Tsirkon, namun sudah memamerkan mock up rudal tersebut.
Dari segi bentuk,Tsirkon memiliki desain siluman yang meminimalkan tangkapan radar, dengan moncong pipih bak moncong ikan hiu yang diyakini bisa memotong aliran udara dengan efisien. Mesin pendorongnya menggunakan scramjet dengan lubang pasok udara di sisi bawah yang kemudian akan mengkompresi udara yang masuk ke dalam mesin.
Yang hebat dari Tsirkon adalah kecepatan terminalnya yang mampu mencapai kecepatan hipersonik, atau di atas enam kali kecepatan suara. Rudal ini boleh dikatakan tidak bisa dihentikan oleh sistem rudal anti kapal milik negara NATO seperti rudal Standard SM-3 milik AL AS, atau rudal Sea Ceptor milik AL Inggris yang tidak didesain menangkal rudal hipersonik.
Dikutip dari TASS (15/10) Tsirkon yang berbobot 5 ton dan kecepatan maksimal 6 kali kecepatan suara, bahkan TASS mengatakan sanggup mencapai 8 kali kecepatan suara, maka energi kinetik yang dihasilkan 50 kali lebih besar dibandingkan, katakanlah, rudal Yakhont yang pernah menjadi kekuatan TNI AL.
Jadi ketika menumbuk badan kapal, hanya butuh satu perkenaan untuk mengaramkan kapal sasarannya dengan tumbukan hebat disusul dengan ledakan. Tsirkon memiliki jarak jangkau minimal 400 kilometer, dan dilengkapi dengan sensor radar atau sistem elektro optik yang membuatnya sukar dideteksi oleh radar permukaan.
Media Rusia Pravda (17/10) bahkan sesumbar bahwa Tsirkon dapat mengaramkan kapal induk baru Inggris HMS Queen Elizabeth apabila Rusia memang harus berhadap-hadapan dengan Inggris. Tsirkon rencananya juga akan melengkapi pesawat pembom Tu-160M2 dan kapal selam kelas Husky yang keduanya akan memasuki dinas aktif pada 2025. (Aryo Nugroho)
Sumber : https://c.uctalks.ucweb.com