Mesin Jet Tempur Sukhoi |
Salah satu admin UC Web Media Putut Reza (23/2) mengungkap fakta bahwa TNI AU membeli suku cadang berupa mesin pesawat tempur Su-27 dan Su-30 melalui perusahaan DMG Technology Holdings, dan pembelian ini sudah dilakukan sejak bulan Oktober 2016 dan akan terus berlanjut sampai dengan 2017.
Untuk soal ini, sejumlah media massa khusus militer dari luar seperti Jane’s (2/10/2017) sudah pernah memberitakannya. Kalau dibaca sepintas, kesannya memang kok salah, masa Indonesia tergantung dari Amerika Serikat untuk membeli mesin pesawat tempurnya sendiri, yang notabene buatan Rusia. Nanti kena embargo dong?
Sebenarnya tidak ada korelasi langsungnya. DMG Technology Holdings adalah salah satu dari ratusan perusahaan MRO (Maintenance, Repair, and Overhaul) yang ada di seluruh dunia, dan menawarkan paket perawatan untuk beragam jet tempur, dan nampaknya dilihat dari portofolionya, DMG Technology Holdings memiliki spesialisasi alutsista Barat.
Untuk mesin Su-27 dan Su-30 sendiri, sebenarnya tidak hanya Rusia yang memiliki hak produksi secara eksklusif. Negara-negara pecahan eks Pakta Warsawa seperti Ukraina atau Belarusia, memiliki kemampuan untuk menyuplai mesin baru ataupun merawat dan meremajakan mesin eksisting Su-27 atau Su-30.
Keputusan TNI AU untuk memilih DMG Technology bisa jadi karena dua hal, yaitu harga yang lebih ekonomis, dan juga lebih aman untuk berurusan dengan perusahaan yang ada di Barat dibandingkan dengan perusahaan langsung di Ukraina atau Rusia yang praktek bisnisnya berbeda dengan standar Barat. Akan halnya ancaman embargo itu kecil. Kalau DMG Technologies kemudian wanprestasi karena dilarang pemerintah AS, ya tinggal cari supplier lain. (Aryo Nugroho)
Sumber : https://c.uctalks.ucweb.com