Drone Serang Siluman Gongji GJ-11 China Mampu Serang Sasaran Strategis Tanpa Terdeteksi - Radar Militer

10 Oktober 2019

Drone Serang Siluman Gongji GJ-11 China Mampu Serang Sasaran Strategis Tanpa Terdeteksi


Militer China belum lama ini memamerkan drone tempur siluman terbaru Gongji-11 (GJ-11) dalam parade Hari Nasional di Beijing, 1 Oktober 2019 lalu. Tiga formasi drone, termasuk kendaraan udara tak berawak (UAV) dan kendaraan bawah laut tak berawak (UUV), dibawa dengan trailer melalui Lapangan Tiananmen.
Gongji GJ-11 China
Gongji GJ-11 China 
"Ini menunjukkan bahwa PLA (Tentara Nasional China) memprioritaskan pengembangan teknologi paling mutakhir yang akan mengubah strategi perang," kata komentator militer Shanghai, Ni Lexiong, kepada SCMP, 3 Oktober 2019.
Menurut laman Globaltimes.cn, drone tempur siluman Gongji-11 (GJ-11) ini mampu menyerang sasaran strategis tanpa terdeteksi. Drone dengan bentuk sayap aerodinamis mirip dengan pembom strategis B-2 AS, diyakini memiliki kemampuan menghindari radar sehingga bisa menyelinap jauh ke wilayah musuh.
Wei Dongxu, seorang analis militer yang berbasis di Beijing, mengatakan kepada Global Times bahwa China telah menguasai teknologi yang digunakan pada drone.
Dilihat dari desain aerodinamis drone, Wei mengatakan kemungkinan memiliki kemampuan siluman yang luar biasa dengan kemampuan terbang mumpuni. Menurut dia, GJ-11 adalah versi final dari Lijian atau Sharp Sword, drone siluman yang melakukan uji terbang pertama pada 2013.
Selain GJ-11, China juga memaerkan drone DR-8, yang oleh PLA disebut "pengintai UAV berkecepatan tinggi dan berkecepatan tinggi". Para analis memperkirakan drone ini bisa terbang dengan kecepatan supersonik, bisa meluncur tanpa terdeteksi radar lawan dan mengambil foto target seperti kapal induk.
Bentuk sayap terbang yang secara signifikan dapat mengurangi visibilitas radar pesawat - telah menjadi ciri khas UAV China dalam beberapa tahun terakhir. CH-7, drone bertempur tinggi, berkecepatan tinggi, dan tahan lama diluncurkan tahun lalu, melanjutkan praktik itu.
Tambahan yang lebih konvensional untuk armada UAV China adalah drone tempur dan pengintai GJ-2, yang ditampilkan di Zhuhai Air Show 2018. Selama parade Hari Nasional, GJ-2 terlihat dengan muatan penuh rudal dan bom untuk pertahanan udara, pertempuran udara dan serangan darat.
Versi ekspornya, Wing Loong II, telah dijual kepada sejumlah negara di Timur Tengah, termasuk Uni Emirat Arab dan Arab Saudi, bersama dengan drone populer internasional lainnya seperti CH-4 dan Wing Loong I.
Saat ini, negara-negara super power sedang berlomba mengembangkan drone tempur. Rusia mengandalkan S-70 Okhotnik, drone serangan dengan sayap terbang serupa GJ-11, sementara AS telah membuat drone stealth X-47B dan juga Stingray MQ-25.
Jika GJ-11 baru diperkenalkan kepada publik China sebagai prototipe, MQ-25 sudah uji coba terbang perdana September 2019. sebagai drone pengisi bahan bakar pesawat.

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda

- Berkomentarlah yang sopan dan bijak sesuai isi artikel/ berita;
- Dilarang berkomentar SPAM, SARA, Politik, Provokasi dsb