Putin: Kekhawatiran tentang Asia Dijadikan Dalih AS Tinggalkan Pakta INF - Radar Militer

12 Oktober 2019

Putin: Kekhawatiran tentang Asia Dijadikan Dalih AS Tinggalkan Pakta INF


Presiden Rusia Vladimir Vladimorvich Putin mengatakan Amerika Serikat (AS) keluar dari Pakta INF dengan menciptakan dalih kekhawatiran tentang wilayah Asia.
Menurutnya, penyebaran rudal jarak menengah dan pendek AS di Asia akan memengaruhi kepentingan Rusia dan memperburuk situasi keamanan internasional.
Rudal RSD-10 Soviet saat dihancurkan di situs pelucur Kapustin Yar
Rudal RSD-10 Soviet saat dihancurkan di situs pelucur Kapustin Yar 
"Kali ini mereka memutuskan untuk melakukan sesuatu yang lebih canggih, mereka datang dengan alasan, meskipun sama sekali tidak terkait dengan Rusia, itu terkait dengan politik Asia mereka, dan kami melihat apa yang sebenarnya terjadi sekarang dengan rudal jarak menengah dan pendek ini," katanya, Jumat (11/10/2019).
"Sepanjang waktu kami dituduh, bahwa kami melanggar sesuatu, tiga bulan setelah mereka menarik (diri dari Perjanjian INF) mereka menguji coba rudal jarak menengah," ujarnya, seperti dikutip Sputniknews.
Orang nomor satu Rusia ini menunjukkan bahwa produk rudal semacam itu tidak dapat dibuat dalam tiga bulan. "Anda harus mengerjakannya selama bertahun-tahun; mereka bekerja (di atasnya)," lanjut Putin menyindir kebohongan AS.
"Jelas siapa target nomor satu, dalam hal ini. Kami tidak senang karena ini mengkhawatirkan kami. Penting untuk melihat di mana (rudal) mereka dikerahkan, tetapi (rudal) mereka bisa mencapai wilayah Rusia juga. Oleh karena itu, ini tidak membaik, tetapi lebih memperburuk situasi sejauh menyangkut keamanan internasional," papar Putin.
Pemimpin Rusia ini ingat bahwa ketidakpastian terus mengelilingi nasib perjanjian Start 3, yang dijadwalkan berakhir pada Februari 2021.
"Sejauh ini, pemerintah AS belum memutuskan apa yang akan dilakukan dengan (perjanjian) itu," kata Putin.
Dia menambahkan bahwa ada perdebatan tentang subjek dalam pemerintahan AS. "Ini juga menyebabkan unsur ketidakpastian dan mendorong perlombaan senjata yang terbentang," ujarnya.
Seperti diketahui, AS secara resmi menarik diri dari Pakta Intermediate-Range Nuclear Forces (INF) pada 2 Agustus lalu atau setelah berbulan-bulan pemerintahan Donald Trump mengumumkan niatnya untuk menangguhkan kewajibannya di bawah perjanjian pencegah perang nuklir itu.
AS selama ini mengklaim meninggalkan Pakta INF karena Rusia melanggarnya, yakni telah menguji dan menggunakan rudal jelajah yang dilarang dalam perjanjian. Rudal yang dilarang tersebut memilik jarak jelajah lebih dari 500 kilometer. Rusia membantah tuduhan itu dan kemudian merespons dengan ikut menarik diri dari perjanjian INF.
Perjanjian era Perang Dingin itu ditandatangani oleh AS dan Uni Soviet tahun 1987. Pakta tersebut membatasi pengembangan, produksi, dan penyebaran rudal berbasis darat yang dapat menyerang wilayah di mana saja dengan jangkauan 500 hingga 5.500 kilometer.(Muhaimin)

Bagikan artikel ini

Silakan tulis komentar Anda

- Berkomentarlah yang sopan dan bijak sesuai isi artikel/ berita;
- Dilarang berkomentar SPAM, SARA, Politik, Provokasi dsb