Turki telah membeli sistem pertahanan udara S-400 dari Rusia sehigga tidak harus terus menerus bergantung pada NATO untuk kebutuhan pertahanan udara. Hal itu diungkapkan oleh Menteri Luar Negeri Mevlut Cavusoglu.
Rudal S-400 Rusia |
“Sampai sekarang, Turki tidak memiliki sistem pertahanan udara sendiri. Atas permintaan kami, Belanda, Italia dan Spanyol menyebarkan sistem Patriot mereka di Turki. Semua sistem ini sangat baik, tetapi ini adalah tindakan sementara. Pertama mereka mengaturnya, kemudian mereka menghapusnya, kemudian mereka menginstalnya lagi," kata Cavusoglu saat konferensi pers bersama dengan Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg.
"Saya tidak mengatakan ini sebagai kritik - ini adalah rotasi yang logis, dan saya dengan tulus berterima kasih kepada sekutu kami atas bantuan ini. Tetapi ini menunjukkan bahwa kita harus memiliki sistem pertahanan udara kita sendiri. Kami tidak akan mengemis tanpa henti. Ini adalah salah satu alasan mengapa kami membeli S-400,” tuturnya seperti dikutip dari Sputnik, Sabtu (12/10/2019).
Sementara itu, Stoltenberg menegaskan kembali pandangan aliansi bentukan Amerika Serikat (AS) itu bahwa pertahanan udara buatan Rusia tidak kompatibel dengan standar aliansi, dan dapat menimbulkan ancaman bagi penerbangan NATO.
“Kami juga membahas pembelian sistem rudal S-400 Rusia oleh Turki. Saya telah berulang kali menyatakan keprihatinan saya tentang konsekuensi dari keputusan ini," ujarnya.
"Ada masalah nyata terkait dengan kurangnya kompatibilitas dengan sistem NATO, dan risiko potensial untuk pesawat aliansi," tegas Stoltenberg.
Rusia dan Turki telah menandatangani perjanjian senilai USD2,5 miliar untuk pengiriman sistem pertahanan udara S-400 ke Turki pada akhir 2017, dengan pengiriman dimulai pada bulan Juli.
Keputusan itu mendorong Washington untuk menangguhkan partisipasi Ankara dalam program tempur siluman generasi kelima F-35. Turki juga berulang kali menyatakan minatnya untuk membeli sistem rudal Patriot dari AS, tetapi mengeluhkan keterlambatan dan kondisi pinjaman yang tidak menyenangkan.
Pada bulan Agustus, seorang pejabat Departemen Luar Negeri mengatakan tawaran Patriot telah kedaluwarsa karena pembelian S-400 Turki. (Berlianto)
Sumber : sindonews.com